REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astrosat, observatorium multi-panjang gelombang khusus pertama di India, telah mengidentifikasi penciptaan lubang hitam untuk ke-500 kalinya. Ini adalah sebuah tonggak penting yang dipuji oleh para ilmuwan India sebagai "pencapaian luar biasa."
“Salah satu instrumen di Astrosat adalah Cadmium Zinc Telluride Imager (CZTI), yang baru saja melihat kelahiran lubang hitam untuk ke lima ratus kalinya,” kata Inter-University Center for Astronomy and Astrophysics (IUCAA) yang berbasis di Pune, dilansir dari India Today, Rabu (24/5/2022).
Prof Dipankar Bhattacharya dari Ashoka University dan IUCAA, yang merupakan peneliti utama CZTI saat ini, berkomentar jumlah data yang diperoleh CZTI pada Gamma-Ray Bursts memiliki pengaruh besar di seluruh dunia.
AstroSat yang diluncurkan ke luar angkasa oleh Isro pada September 2015 adalah salah satu teleskop ruang angkasa paling sensitif di dunia. Astrosat memiliki lima instrumen yang dapat menyelidiki alam semesta dalam radiasi ultraviolet, optik, dan sinar-X secara bersamaan.
“Hasil ilmiah pertama dari AstroSat adalah deteksi GRB 151006A, hanya beberapa jam setelah instrumen dinyalakan setelah peluncuran,” kata Prof Varun Bhalerao, yang memimpin upaya pencarian Gamma-Ray Bursts.
Lubang hitam adalah objek dengan daya tarik gravitasi yang begitu kuat sehingga cahaya pun tidak dapat melarikan diri. Akibatnya, lubang hitam menarik minat para ilmuwan di seluruh dunia dan menjadi subjek berbagai penelitian di seluruh dunia.
Matinya bintang-bintang besar dalam "Gamma Ray Bursts" (GRBs), ledakan kuat yang dikenal sebagai "mini big-bangs" karena mengirimkan pancaran cahaya yang intens dan radiasi energi tinggi yang terbang melintasi alam semesta, merupakan salah satu cara untuk membentuk lubang hitam.
Tabrakan dua bintang neutron adalah teknik lain untuk menghasilkan GRB. Para astronom menganalisis sinar Gamma dan sinar-X yang dipancarkan oleh ledakan tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana lubang hitam muncul.
Sejak pertama kali beroperasi pada 6,5 tahun yang lalu, CZTI AstroSat telah meneliti GRB. CZTI memiliki kemampuan untuk mengukur "polarisasi" sinar-X, yang merupakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh proyek-proyek unggulan seperti Teleskop Swift NASA dan Teleskop Luar Angkasa Fermi AS-Eropa.
"Polarisasi memberi tahu kita apa yang terjadi segera di luar lubang hitam yang baru terbentuk," jelas Tanmoy Chattopadhyay dari Universitas Stanford), yang memainkan peran penting dalam penelitian polarisasi ini.