Rabu 25 May 2022 01:50 WIB

Gelombang Panas di Asia Selatan Jadi gambaran Tentang Masa Depan

Gelombang panas menekankan dunia untuk beradaptasi dengan dampaknya secepat mungkin.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Friska Yolandha
Anak-anak mendinginkan diri di air yang bocor dari pipa di pinggiran Jammu, India, Rabu 11 Mei 2022. Gelombang panas yang dahsyat membakar India dan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir, ini lebih mungkin disebabkan oleh perubahan iklim.
Foto:

Asia Selatan adalah yang paling terpengaruh oleh tekanan panas, menurut analisis The Associated Press dari kumpulan data yang diterbitkan sekolah iklim Universitas Columbia. India sendiri adalah rumah bagi lebih dari sepertiga populasi dunia yang tinggal di daerah tempat panas ekstrem meningkat.

Para ahli sepakat gelombang panas ini menekankan perlunya dunia untuk tidak hanya memerangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga beradaptasi dengan dampak berbahayanya secepat mungkin. Anak-anak dan orang tua paling berisiko terkena tekanan panas, tetapi dampaknya juga jauh lebih besar bagi orang miskin yang mungkin tidak memiliki akses ke pendingin atau air dan sering tinggal di daerah kumuh padat yang lebih panas daripada lingkungan yang lebih rimbun dan kaya.

Rahman Ali (42 tahun) seorang pemulung di pinggiran timur ibu kota India, New Delhi, menghasilkan kurang dari 3 dolar per hari dengan mengumpulkan sampah dari rumah-rumah penduduk dan memilahnya untuk menyelamatkan apapun yang bisa dijual. Ini pekerjaan yang melelahkan dan rumahnya yang beratap seng di daerah kumuh yang ramai menawarkan sedikit istirahat dari panas.

"Apa yang bisa kita lakukan? Kalau saya tidak bekerja, kami tidak akan makan," kata ayah dua anak ini.

Beberapa kota di India telah mencoba mencari solusi. Kota Ahmedabad di bagian barat adalah yang pertama di Asia Selatan yang merancang rencana gelombang panas untuk penduduknya yang berjumlah lebih dari 8,4 juta, sejak tahun 2013.

photo
Orang-orang memadati pantai Juhu di pantai Laut Arab pada hari yang panas dan lembab di Mumbai, India, Minggu, 22 Mei 2022. - (AP Photo/Rafiq Maqbool)

Rencana tersebut mencakup sistem peringatan dini yang memberi tahu petugas kesehatan dan penduduk untuk bersiap menghadapi gelombang panas. Menjaga taman tetap terbuka sehingga orang dapat bernaung, dan memberikan informasi ke sekolah sehingga mereka dapat menyesuaikan jadwal mereka.

Kota ini juga telah mencoba untuk “mendinginkan” atap dengan bereksperimen dengan berbagai bahan yang menyerap panas secara berbeda. Tujuan mereka adalah untuk membangun atap yang akan memantulkan matahari dan menurunkan suhu dalam ruangan dengan menggunakan cat reflektif putih atau bahan yang lebih murah seperti rumput kering, kata Dr Dileep Mavalankar, yang mengepalai Institut Kesehatan Masyarakat India di kota Gandhinagar dan India barat membantu merancang rencana 2013.

Sebagian besar kota di India kurang siap dan pemerintah federal India sekarang bekerja dengan 130 kota di 23 negara bagian yang rawan gelombang panas untuk mengembangkan rencana serupa. Awal bulan ini, pemerintah federal juga meminta negara bagian untuk membuat petugas kesehatan peka dalam mengelola penyakit terkait panas dan memastikan bahwa kompres es, garam rehidrasi oral, dan peralatan pendingin di rumah sakit tersedia.

 

Tetapi Mavalankar, yang bukan bagian dari penelitian ini, menunjuk pada kurangnya peringatan pemerintah di surat kabar atau TV untuk sebagian besar kota di India dan mengatakan bahwa pemerintah lokal belum “terbangun karena panas”.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement