REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dan keenam terbesar di Asia Pasifik, Indonesia diharapkan dapat membawa dampak besar bagi pengembangan inovasi serta perekonomian digital di kawasan. Sinergi dan kolaborasi dengan segenap mitra yang menjadi bagian dari ekosistem, khususnya dengan penyedia TIK terkemuka global Huawei, akan mempercepat perjalanan digitalisasi Indonesia.
Keyakinan ini diungkapkan oleh pejabat tinggi negara pada Huawei APAC Digital Innovation Congress 2022 yang bertema Innovation for a Digital Asia Pacific. Selama dua hari, lebih dari 1.500 pejabat negara, periset, dan pimpinan industri TIK yang berasal dari 10 negara Asia Pasifik turut membahas masa depan inovasi dan perekonomian digital pada konferensi yang digelar bersama oleh Huawei dan ASEAN Foundation.
Pada konferensi ini, Indonesia diwakili oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi (Menparekraf) Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Prawara, dan Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Marsekal Muda Arif Mustofa.
Dalam pidato kuncinya, Sandiaga Uno menggarisbawahi potensi nasional yang besar di bidang perekonomian digital. Indonesia memiliki 205 juta pengguna internet dan 190 juta pengguna aktif sosial media, sebuah porsi yang signifikan dari total 278 juta penduduknya.
“Saat ini, ekonomi digital memberikan sumbangsih sebesar 70 miliar dolar AS bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka ini diprediksikan mencapai 146 miliar dolar AS pada tahun 2025,” sebut Sandiaga.
Menurutnya, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 500 triliun untuk berbagai program cipta kerja demi menyediakan dua juta lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian diharapkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh angka dua persen.
“Kami berharap kolaborasi dan kemitraan dengan Huawei ini dapat memperkuat ekosistem digital di Asia Pasifik secara keseluruhan. Seluruh pemangku kepentingan harus bahu-membahu bekerja sama, bersinergi, dan saling mendukung untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia maupun di kawasan Asia Pasifik,” tegasnya.
Bulan lalu, Kemenparekraf menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi, meningkatkan kompetensi talenta digital, dan mendorong pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi digital untuk menjadi fondasi yang kokoh bagi perekonomian negara, bahkan hingga menjelma sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Senada dengan Sandiaga, Budi Prawara menyoroti pentingnya sinergi antar pelaku ekosistem. “Dunia masa depan yang kita siapkan bagi anak-cucu kita tergantung pada penguatan kolaborasi di bidang riset dan inovasi secara efektif serta efisien. Di Indonesia, kami berkolaborasi dengan segenap pemangku kepentingan kunci, terutama pemimpin di ranah teknologi dan inovasi di kancah global, Huawei, sejak tahun 2020. Diperkaya pengalamannya yang panjang, salah satu kontribusi Huawei adalah berbagi pengetahuan dan pembelajaran terkait teknologi AI dalam rangka pengembangan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial. Kami berharap dapat terus melangsungkan sinergi yang baik ini dengan ekosistem, sehingga manfaat yang didapatkan dari dunia riset dapat dirasakan umat manusia serta masyarakat,” paparnya.
CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan digitalisasi telah mempercepat laju transformasi seluruh sektor di Tanah Air. Ia menegaskan Huawei akan selalu berkomitmen untuk mendukung ekosistem melalui pengembangan digital.
“Sejalan dengan komitmen I Do, Huawei ingin berkontribusi lebih bagi negara Indonesia tempat kami telah mengakar dan bertumbuh selama lebih dari dua dekade. Kami akan konsisten memberikan sumbangsih dan menciptakan nilai tambah untuk membangun Indonesia yang terkoneksi sepenuhnya, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital, berkelanjutan, dan inspiratif,” kata Jacky.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Huawei telah memupuk lebih dari 58 ribu talenta digital; targetnya adalah menyiapkan sebanyak 100 ribu talenta digital pada tahun 2025. Setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital agar dapat memenuhi kebutuhan industri, termasuk talenta-talenta yang memegang sertifikasi kompetensi. Mereka dipercayakan untuk menjadi kunci pertumbuhan 5.000 perusahaan startup pada tahun 2024.
Di sela-sela konferensi, Marsekal Muda Arif Mustofa mengatakan di bawah arahan Presiden Joko Widodo, akselerasi transformasi digital dan perluasan jaringan komunikasi nasional bagi publik telah menjadi prioritas. "Program-program inti tersebut akan mendorong lompatan besar Indonesia, sejalan dengan Peta Jalan Transformasi Digital Nasional,” jelasnya.
Arif menekankan suksesnya proyek-proyek prioritas merupakan hasil dukungan seluruh mitra ekosistem, termasuk di lingkungan pemerintah maupun pelaku industri. "Kami memberikan apresiasi bagi dukungan yang berkelanjutan dan komitmen jangka panjang Huawei terhadap upaya Indonesia untuk menyelenggarakan digitalisasi dan mewujudkan transformasi secara menyeluruh, khususnya melalui peningkatan di bidang regulasi, kebijakan, dan standardisasi infrastuktur digital maupun jaringan,” kata dia.