Rabu 18 May 2022 03:51 WIB

Facebook, Dari Asrama Harvard Hingga Fenomena Global

Facebook awalnya ditujukan untuk menghubungkan mahasiswa Harvard.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Mark Zuckerberg. Mark Zuckerberg membangun Facebook saat usianya 19 tahun.
Foto:

Masuk Pasar Saham

Pada 2012, Facebook mengambil alih aplikasi berbagi foto Instagram seharga 1 miliar dolar AS dan mengajukan penawaran umum perdana. IPO terbesar yang pernah ada di sektor teknologi menghasilkan sekitar 16 miliar dolar AS dan nilai perusahaan mencapai 104 miliar dolar AS.

Zuckerberg yang mengenakan hoodie dari jarak jauh membunyikan lonceng Nasdaq dari kantor pusat Facebook di California pada hari pertama perdagangan. Pada Oktober 2012, keanggotaan Facebook telah mencapai satu miliar.

Konglomerat Media Sosial

Pada 2014, Facebook mengeluarkan banyak uang untuk mencoba meningkatkan popularitasnya di kalangan pengguna smartphone yang lebih mudah dengan membeli platform perpesanan WhatsApp secara tunai dan kesepakatan saham senilai 19 miliar dolar AS.

Skandal

Pada 2016, Facebook terlibat dalam kontroversi atas dugaan penggunaan oleh Rusia dan platform media sosial lainnya untuk mencoba mempengaruhi hasil pemilihan yang membawa Donald Trump ke Gedung Putih.

Pada 2018, Facebook kembali menjadi pusat skandal setelah muncul bahwa perusahaan konsultan Inggris Cambridge Analytica diam-diam mengambil data pribadi jutaan pengguna Facebook dan menggunakannya untuk tujuan politik, termasuk mencoba menggalang dukungan untuk Trump.

Zuckerberg terpancing di Kongres AS atas penanganan Facebook atas data pengguna dan cara jaringan dimanipulasi untuk merusak demokrasi.

Bos Facebook bersumpah untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi berita palsu, campur tangan asing dalam pemilihan umum dan ujaran kebencian dan untuk memperketat privasi data.

Dari Facebook ke Meta

Pada tahun 2021, Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook telah mengubah nama perusahaannya menjadi Meta-bahasa Yunani untuk “melampaui” tetapi juga berarti metaverse-0 dunia virtual yang ia lihat mewakili masa depan internet.

 

Pada 3 Februari 2022, harga saham perusahaan jatuh. Alasannya, pengguna muda semakin meninggalkannya untuk media sosial seperti TikTok atau Snapchat. Perusahaan itu mengaku kehilangan satu juta pengguna aktif harian. Tetapi dengan 1,96 miliar pengguna, seperempat dari populasi dunia tetap menjadi platform media sosial terbesar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement