Jumat 06 May 2022 00:05 WIB

Ilmuwan Sebut Selama Miliaran Tahun Bulan Mungkin Menyedot Air dari Bumi

Ada beberapa hipotesis yang menjadi asal muasal air dan es di Bulan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bulan
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Bulan

REPUBLIKA.CO.ID, ALASKA -- Studi-studi menyebut ada molekul air dan es di Bulan. Bagaimana air dan es bisa ada di bulan masih menjadi misteri hingga saat ini.

Ada hipotesis yang menyebutkan tabrakan asteroid dan komet kemungkinan telah menghasilkan sebagian air dan es di Bulan. Namun, sebuah studi baru menunjukkan sumber air bulan lain, yakni atmosfer Bumi.

Baca Juga

Ilmuwan mengatakan ion hidrogen dan oksigen yang lepas dari atmosfer atas planet Bumi dan kemudian bergabung di Bulan dapat menciptakan sebanyak 840 mil kubik permafrost permukaan atau air cair di bawah permukaan.

Pemikirannya adalah ion hidrogen dan oksigen didorong ke permukaan Bulan melewati ekor magnetosfer Bumi (gelembung berbentuk tetesan air mata di sekitar Bumi yang dipengaruhi oleh medan magnetnya). Peristiwa itu terjadi lima hari di setiap bulan lunar.

Karena angin matahari mendorong gelembung ini, beberapa garis medan magnet Bumi terputus. Ketika Bulan mengganggu ekor magnetosfer Bumi, beberapa koneksi yang terputus ini diperbaiki, yang menyebabkan ion hidrogen dan oksigen yang sebelumnya lolos dari atmosfer Bumi tiba-tiba bergegas kembali ke arahnya.

“Ini seperti Bulan sedang mandi-hujan ion air yang kembali ke Bumi, jatuh di permukaan Bulan,” kata ahli geofisika Gunther Kletetschka dari University of Alaska Fairbanks, dilansir dari Sciencealert, Rabu (4/5/2022).

Bulan tidak memiliki magnetosfer, sehingga ketika ion-ion itu menabrak permukaan bulan, lapisan es terbentuk, kata para peneliti. Sebagian dari es itu, melalui berbagai proses geologis, dapat didorong ke bawah permukaan dan berubah menjadi air cair.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement