Rabu 04 May 2022 00:25 WIB

Telegram Premium Versi Beta Hadirkan Sistem Berlangganan

Telegram, melakukan uji coba sistem langganan yang dinamakan Telegram Premium

Aplikasi layanan pesan instan, Telegram, melakukan uji coba sistem langganan yang nantinya dinamakan Telegram Premium.
Foto: EPA-EFE/MATTIA SEDDA
Aplikasi layanan pesan instan, Telegram, melakukan uji coba sistem langganan yang nantinya dinamakan Telegram Premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi layanan pesan instan, Telegram, melakukan uji coba sistem langganan yang nantinya dinamakan Telegram Premium. Kini aplikasi Telegram Premium telah muncul dengan versi beta yang artinya beberapa pengguna umum sudah bisa mencobanya.

Melansir The Verge, Selasa (3/5/2022) aplikasi ini muncul di App Store Apple dengan versi 8.7.2.Versi itu diduga bentuk uji coba langganan Telegram karena menunjukkan adanya set stiker dan emoji yang bisa diakses hanya lewat langganan berbayar.

Dalam versi beta itu, hal yang paling berbeda ditemukan dari layanan gratis adalah set stiker yang berbeda dan tentunya tidak bisa diunduh sembarang oleh pengguna layanan tak berbayar. Bagi penerima stiker yang bukan pengguna tak berbayar, saat mencoba mengunduh stiker premium maka pengguna akan diarahkan untuk berlangganan terlebih dahulu untuk mendapatkan stiker itu.

Belum diketahui keunggulan lainnya dari layanan Telegram berbayar itu. Meski demikian diduga nantinya layanan premium yang dimaksud Telegram akan berfungsi pada fitur- fitur lainnya yang dikembangkan oleh mereka seperti fitur akses aset kripto, fitur chatbot, hingga siaran langsung.

Secara resmi Telegram memang belum mau berkomentar dan menyebutkan bahwa layanan Telegram Premium akan segera tersedia untuk masyarakat luas. Namun memang ada rencana mengenai kehadiran layanan berbayar di aplikasinya sejak 2020.

Hal itu diungkap oleh pendiri Telegram Pavel Durov yang menyebutkan Telegram disiapkan untuk menghasilkan pendapatan setidaknya mulai 2021. Pavel menjanjikan untuk layanan perpesanan yang saat ini gratis aksesnya dipastikan akan tetap bisa diakses untuk semua pengguna.

Namun untuk fitur- fitur baru, nantinya mungkin pelanggan harus merogoh koceknya untuk dapat memanfaatkan fitur tersebut. Itu mengapa Telegram akhir- akhir ini tidak hanya dikenal sebagai layanan aplikasi pesan instan tapi juga penyedia aplikasi super. Artinya pengguna bisa menggunakan banyak layanan hanya dari satu aplikasi.

Tercatat saat ini Telegram telah memiliki 500 juta pengguna di layanannya dan pasti akan ada pengguna yang akan membayar untuk mendapatkan fitur- fitur yang ditawarkan Telegram di masa depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement