REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- India melanjutkan pekerjaan untuk misi ke bulan, baik misi nirawak maupun misi berawak. Misi Gaganyaan berawak dari Badan Antariksa India (ISRO) kini bergerak maju.
India Today melaporkan Hindustan Aeronautics Ltd., sebuah perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan milik negara, mengirimkan set pertama perangkat keras Gaganyaan ke ISRO pada 4 April.
"Desain semua sistem dan subsistem untuk Gaganyaan telah selesai," tulis Menteri Luar Angkasa Jitendra Singh.
Untuk langkah selanjutnya, ISRO akan menguji urutan misi-abort pada Agustus dan Desember. Tes ini dirancang untuk memverifikasi bahwa sistem darurat akan dapat mengantarkan astronaut ke tempat yang aman jika terjadi anomali selama peluncuran.
Uji abortus akan dilakukan sebelum India melakukan uji terbang orbital kapsul Gaganyaan. Hanya dengan begitu upaya peluncuran berawak pertama dapat dilakukan.
Gaganyaan diumumkan pada Agustus 2018, dengan tujuan meluncurkan misi kru pertama India sebelum peringatan 75 tahun kemerdekaan India, yang akan ditandai pada 15 Agustus 2022. Pada tahun 2021 ISRO menyatakan pandemi Covid-19 telah menunda penerbangan kru pertama ke tahun 2023.
Penerbangan uji sekarang diharapkan dilakukan pada 2023. Namun, penerbangan awak pertama sekarang hanya dapat dilakukan pada 2024.
Pesawat ruang angkasa Gaganyaan akan diluncurkan pada Kendaraan Peluncuran Satelit Geosynchronous yang dimodifikasi. Peluncur versi standar mengalami kegagalan bencana pada Agustus 2021.
Penyebab kegagalan telah diidentifikasi. Roket itu sekarang diharapkan akan kembali beraksi pada paruh kedua tahun ini dengan rencana peluncuran satelit navigasi seri NVS pertama.
Ketua ISRO S. Somanath mengatakan kebijakan luar angkasa 2022 untuk memberikan panduan dan peraturan bagi upaya ruang angkasa swasta India telah dirancang dan akan dirilis setelah disetujui oleh Parlemen.