REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Instagram Adam Mosseri menegaskan sejumlah perubahan baru yang dibuat perusahaan bertujuan untuk memastikan kredit diberikan kepada kreator asli. Ada tiga perubahan yang muncul, yaitu tag produk tersedia untuk semua pengguna, penetapan kategori pengguna, dan promosi konten asli.
“Jika Anda membuat konten baru, Anda harus mendapatkan banyak pujian daripada mereka yang hanya membagikannya. Kami berbuat lebih banyak untuk mencoba dan menghargai konten asli dibandingkan konten yang diunggah ulang,” kata Mosseri dalam sebuah video.
Meta telah menekankan Facebook dan Instagram sebagai platform yang berfokus pada konten kreator, bukan sebagai alat bagi orang yang terhubung dengan teman-teman mereka. Kedua platform telah berinvestasi dalam banyak hal, seperti alat belanja yang merupakan cara kreator untuk membangun audiens. Perusahana berharap cara tersebut akan menarik kreator untuk berhenti menjadi kreator TikTok dan Youtube.
Dilansir The Verge, Kamis (21/4/2022), CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan fitur Reels merupakan format konten perusahaan yang paling cepat berkembang sejauh ini dan tersedia di Facebook serta Instagram. Namun, siapa pun yang menggunakan Reels, tahu fitur itu merupakan tiruan TikTok. Kerap kali, video TikTok diunggah ulang di Instagram pada fitur Reels.
Untuk mengatasi hal itu, peringkat konten Reels yang memiliki logo TikTok akan ditaruh paling bawah sehingga pengguna lain jarang melihatnya. Lewat perubahan baru, Instagram akan menentukan konten yang dianggap asli.
Namun, perubahan baru akan menjadi masalah besar bagi akun aggregator, yang banyak mengunggah meme dan tren yang sangat populer tetapi sering dituduh mencuri konten serta kredit. “Saat kami lebih fokus ke rekomendasi, menjadi semakin penting bahwa kami tidak menilai agregator secara berlebihan. Karena itu akan buruk bagi kreator dan Instagram dalam jangka panjang,” ucapnya.
Upaya mendorong konten asli di produk sosial Meta bukanlah hal baru. Platform Meta memiliki audiens terbesar, tetapi TikTok, Twitter, dan lainnya cenderung menjadi tempat meme dan tren baru dibuat. Jika Instagram dan Facebook ingin menjadi platform kreator yang sukses, mereka harus menemukan cara untuk membalikkannya.