REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meta, perusahaan raksasa teknologi asal AS, mulai mencoba alat penjualan digital untuk metaversenya. Langkah ini memungkinkan terjadinya transaksi jual- beli aset digital di dalam platform realitas virtual miliknya bernama Horizon Worlds.
Terobosan ini menjadi awal penting bagi perusahaan yang dibangun oleh Mark Zuckeburg itu agar bisa membuat metaverse menjadi tempat layaknya di dunia nyata. Dikutip dari Reuters pada Selasa (12/4/2022), alat ini akan bisa digunakan untuk para kreator terpilih yang memang menggunakan platform imersif dari Meta itu.
Nantinya alat penjualan digital itu bisa diakses melalui headset Virtual Reality (VR) sehingga pengguna bisa menjual aksesoris fesyen virtual atau menawarkan akses dari sektor digital lainnya kepada pengguna lainnya. Perusahaan yang berganti nama pada tahun lalu itu pun akan menghadirkan program "bonus kreator" bagi pengguna platform VR miliknya di kawasan Amerika Serikat.
Nantinya pengguna yang mencapai beberapa misi harian atau berhasil mencoba seluruh fitur dari alat penjualan di Horizon World akan mendapatkan sejumlah imbalan. Sebelumnya pada 2021, Facebook secara resmi mengubah nama perusahaannya menjadi Meta untuk menunjukkan fokusnya ingin mengembangkan dunia virtual yang nantinya bisa berjalan beriringan dengan dunia nyata menciptakan realitas campuran.
Ide ini terasa sangat futuristik tapi sebenarnya gagasannya sudah ada lebih dari 10 tahun yang lalu. CEO Meta Mark Zuckeberg pun menyebut metaverse nantinya memungkinkan pengguna internet untuk bisa bekerja, bersosialisasi, dan bahkan bermain di dunia virtual dengan pengalaman yang mirip seperti di dunia nyata. Saat ini Meta sudah memiliki platform sosial VR miliknya bernama Horizon Worlds untuk menjadi titik awal terciptanya metaverse yang lebih luas.