REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang dilakukan oleh organisasi nirlaba yang memerangi pelecehan daring dan misinformasi Center for Countering Digital Hate (CCDH), menemukan Instagram gagal melindungi perempuan dari pelecehan melalui pesan langsung. CCDH menganilisis lebih dari 8.700 pesan dari lima perempuan terkenal di aplikasi.
Penelitian menunjukkan Instagram gagal menegakkan sanksi yang sesuai dan menghapus mereka yang melanggar aturannya. “Ruang digital menyediakan cara yang penting untuk menjaga hubungan, berkomunikasi, dan membangun merek pribadi. Namun, yang didapat dari perempuan saat bermain media sosial adalah pelecehan misoginis dan ancaman,” kata CEO CCDH Imran Ahmed dalam sebuah pernyataan.
Peserta studi termasuk aktor Amber Heard, penyiar Inggris Rachel Riley, aktivis Jamie Klingler, jurnalis Bryony Gordon dan pendiri majalah Burnt Roti Sharan Dhaliwal yang memiliki total 4,8 juta pengikut di platform tersebut.
Dengan akses ke pesan langsung peserta, peneliti CCDH melaporkan ada 253 akun yang mengirim pesan kasar. Setidaknya 227 akun tetap aktif selama sebulan setelah para peneliti melaporkannya. Ini berarti Instagram gagal bertindak pada hampir 90 persen laporan penyalahgunaan.
Sembilan dari 10 pengguna Instagram yang mengirimkan ancaman kekerasan kepada peserta diizinkan untuk tetap berada di platform, bahkan setelah mereka dilaporkan menggunakan alat Instagram. Penelitian CCDH juga menunjukkan setengah dari pelaku mengirim lebih banyak pesan kasar ketika mereka diizinkan tetap berada di platform.
“Instagram telah memilih berpihak pada pelaku dengan lalai menciptakan budaya di mana pelaku tidak mengharapkan konsekuensi. Ini menyangkal martabat perempuan dan kemampuan mereka menggunakan ruang digital tanpa pelecehan,” kata Ahmed.
Menanggapi studi, perusahaan naungan Instagram Meta tidak setuju dengan kesimpulan CCDH. “Kami setuju pelecehan terhadap perempuan tidak dapat diterima. Itulah alasan kami tidak mengizinkan kebencian berbasis gender atau ancaman kekerasan seksual apa pun. Tahun lalu kami mengumumkan perlindungan yang lebih kuat untuk tokoh masyarakat perempuan,” kata Kepala Keselamatan Wanita Meta Cindy Southworth.
Instagram telah mengakui efek berbahaya dari melihat pesan kasar dan pada Februari 2021 telah meluncurkan sejumlah langkah untuk menindak pelecehan daring. Pembaruan Instagram berjanji menonaktifkan akun yang dilaporkan beberapa kali karena mengirim pesan yang melanggar.
Dilansir NBC News, Kamis (7/4/2022), pada April tahun lalu, Instagram meluncurkan alat untuk menyaring permintaan pesan langsung yang ditandai sebagai ofensif atau kasar ke dalam folder tersembunyi yang terpisah. Terlepas dari pembaruan tersebut, penelitian CCDH mengidentifikasi kelemahan sistemik dalam fungsi pesan langsung Instagram.
Pengguna Instagram tidak dapat melaporkan pesan suara dan dipaksa untuk melihat pesan kasar untuk melaporkannya, meskipun dikirim dalam mode lenyap. Memblokir kata-kata tertentu menggunakan fitur kata-kata tersembunyi merupakan cara yang tidak efektif dalam menyembunyikan penyalahgunaan.
Selain kelemahan sistemik, penelitian juga mengungkapkan Instagram gagal untuk menindak semua 125 kasus pelecehan seksual berbasis gambar yang direkam, seperti foto telanjang yang tidak diminta. Fungsi pesan langsung Instagram memungkinkan siapa pun mengirim gambar yang tidak diminta, panggilan suara, dan bentuk pelecehan lainnya tanpa persetujuan. Meskipun pengguna dapat memilih tidak membuka kotak masuk permintaan pesan mereka, beberapa pengguna perlu menggunakannya untuk jaringan dan peluang bisnis.
https://www.nbcnews.com/pop-culture/viral/instagram-ignores-dm-abuse-study-rcna23271