REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pengadilan Moskow pada Senin (21/3/2022) menyatakan Instagram dan Facebook terbukti bersalah atas aktivitas ekstremis. Hal ini memperkuat larangan akses pada kedua platform yang mulai berlaku pada awal bulan ini.
Namun, pengadilan membebaskan WhatsApp yang merupakan salah satu produk Meta dan salah satu platform perpesanan populer di Rusia dari larangan tersebut. Pihak berwenang Rusia memutuskan membuka kasus pidana terhadap Meta setelah Facebook mengizinkan seruan kekerasan di Ukraina.
Banyak pakar Rusia percaya pengadilan memilih untuk tidak melarang WhatsApp karena statusnya di tengah warga Rusia. Menurut survei tahun 2021 dari Deloitte, sekitar 80 persen orang Rusia di atas usia 14 tahun menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi.
Ironisnya, kasus Meta menyebabkan WhatsApp kehilangan statusnya sebagai aplikasi perpesanan terpopuler di Rusia. Dalam beberapa pekan terakhir, aplikasi perpesanan Telegram telah diunduh jutaan orang Rusia karena ketidakpastian nasib WhatsApp. Menurut operator seluler Megafon, Telegram sudah menjadi aplikasi perpesanan terpopuler di Rusia.
Media pemerintah Rusia TASS melaporkan di bawah putusan hakim, Meta secara efektif dilarang membuka kantor atau melakukan bisnis di Rusia. Meski begitu, warga Rusia tidak akan dituduh melakukan ekstremisme hanya karena menggunakan platform atau layanan Meta. Banyak dari mereka telah mengunduh jaringan pribadi virtual (VPN) dalam beberapa pekan terakhir untuk mengakses banyak platform teknologi milik Barat yang dilarang oleh pemerintah.
“Penggunaan produk Meta oleh individu dan badan hukum tidak boleh dianggap sebagai partisipasi dalam kegiatan ekstremis,” kata juru bicara kantor kejaksaan kepada TASS dilansir Engadget, Selasa (22/3/2022).
Namun, mereka yang dapat mengakses Facebook atau Instagram masih menghadapi batasan kebebasan berbicara. Undang-undang baru Rusia mengkriminalisasi penyebaran berita palsu atau pernyataan publik yang kritis terhadap invasi Rusia ke Ukraina. NPR melaporkan ribuan orang Rusia telah ditangkap, dipecat dari pekerjaan, atau dikeluarkan dari sekolah karena mengkritik kegiatan Rusia di Ukraina.
Meskipun WhatsApp tidak dilarang, perdebatan masa depan antara Rusia dan perusahaan teknologi Barat dapat mempersulit warga Rusia untuk membeli perangkat baru atau mengakses layanan. Samsung, Microsoft, Apple, LG, dan perusahaan lain telah melarang penjualan produk di Rusia.
Belum lama ini MacRumors melaporkan pengguna Rusia tidak dapat lagi mengakses Appstore atau membayar layanan Apple apa pun, termasuk iCloud. Google Play juga telah menjeda semua penagihan di Rusia, meskipun pengguna masih dapat menggunakan aplikasi gratis. Sementara WhatsApp menawarkan cadangan terenkripsi, tetapi pengguna akan memerlukan akun iCloud atau Google Drive.