REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengantisipasi ketidakpastian dampak pandemi Covid-19, perusahaan mesti menyiapkan berbagai skenario bisnis. Hal ini diperlukan agar perusahaan tetap dapat tumbuh di tengah situasi dan kondisi apapun untuk beberapa tahun ke depan.
Managing Consultant ED-SEN (Electronic Data with Senses) Consulting, Vicky Andreyono Sanjaya, mengatakan bisnis membutuhkan modelling yang dapat membuatnya bergerak secara dinamis. Menyediakan business simulation dan business outlook untuk dua sampai tiga tahun ke depan.
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan sekarang agar tetap bisa tumbuh selama pandemi dengan melakukan sistem kerja work from home/WFH (bekerja dari rumah). "Kondisi ini membuat sistem pekerjaan harus dapat diakses dan dengan keamanan yang baik," ujar Vicky.
Untuk mengadopsi sistem kerja WFH perlu dilakukan transformasi bisnis terutama dari sisi digital, sumber daya manusia (SDM), dan sustainability. Menurut Vicky transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan merupakan bagian dari rencana bisnis guna mencapai tujuan. Proses penyusunan ini dilakukannya secara terdesentralisasi oleh setiap departemen perusahaan.
Rencana bisnis yang disusun setiap departemen perusahaan harus bisa diimplementasikan sendiri yang didukung departemen lain. Setiap rencana bisnis ini mesti dapat diintegrasikan dalam departemen hingga antardepartemen. "Perencanaan ini akan dinamis sesuai perkembangan situasi dan kondisi yang ada," ucapnya.
Rencana bisnis dapat disusun perusahaan menggunakan solusi Analytic and Planning (Anaplan) berupa Enterprise Performance Management (EPM). Platform Anaplan ini bisa dipakai semua departemen perusahaan yakni finance, sales, supply chain, marketing, dan human resourcing.
Platform Tipologi Connected Planning Anaplan terdiri dari dashboard, work sheet, dan report yang memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan seperti proses bisnis yang real time. Dengan EPM dapat dilakukan kolaborasi antara satu unit bisnis dengan unit lain atau divisi lain, melakukan modeling dan analisis yang akurat, serta kapasitas untuk menyerap teknologi terkini seperti AI.
Vicky mengungkapkan implementasi solusi Anaplan tidak harus dilakukan perusahaan secara penuh. Namun, ini bisa dilakukan sesuai kebutuhan dan perkembangan seperti penambahan atau pengurangan fitur yang ada.
Pemakaian solusi Anaplan juga telah dijamin keamanannya dengan sertifikasi International Standard Organization (ISO). “Fitur-fitur EPM akan dikembangkan Anaplan dengan artificial intelligent,” tuturnya.