REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Facebook mengatakan pada Rabu (9/3/2022) telah menambahkan alat baru yang dapat mempermudah memerangi penyebaran informasi yang salah di Grup. Grup Facebook yang bersifat publik atau pribadi adalah ruang daring tempat pengguna dapat mengobrol tentang berbagai topik.
Sayangnya, pengguna juga menggunakan grup untuk menyebarkan informasi yang salah termasuk tentang virus corona, pemilu, dan vaksin. Klaim palsu dan propaganda masih menjadi masalah besar di Facebook khususnya setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam beberapa kasus, pengguna telah menggunakan rekaman lama atau gambar editan photoshop untuk menggambarkan secara keliru situasi yang sedang terjadi.
Fitur baru akan memungkinkan administrator yang menjalankan Grup Facebook secara otomatis menolak setiap postingan masuk yang dinilai salah oleh pemeriksa fakta pihak ketiga perusahaan. Facebook akan membantu mengurangi jumlah banyak orang yang melihat informasi yang salah.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Facebook sedang mengerjakan cara baru bagi administrator untuk menghapus postingan yang ditandai karena mengandung klaim palsu di Grup. Facebook bermitra dengan lebih dari 80 organisasi pemeriksa fakta seperti PolitiFact, Reuters dan The Associated Press untuk membantu mengidentifikasi hoaks.
Rilis alat baru ini menunjukkan upaya Facebook untuk memerangi informasi yang salah. Namun, ada pertanyaan tentang seberapa baik pelabelan informasi yang salah di media sosial bekerja. Pada tahun 2020, sebuah studi oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan memberi label pada berita palsu dapat membuat pengguna mempercayai cerita yang belum diberi label meskipun mengandung informasi yang salah.
Dikutip CNet, Kamis (10/3/2022), para peneliti MIT menyebut konsekuensi ini sebagai efek kebenaran tersirat. Facebook mengatakan lebih dari 95 persen dari waktu ketika orang melihat label pengecekan fakta, mereka tidak melihat konten aslinya.
Jejaring sosial juga mengumumkan rilis fitur lain yang dimaksudkan untuk membantu memudahkan administrator mengelola dan berbagi Grup. Misal, administrator akan dapat mengirim undangan melalui email dan membagikan kode QR yang akan mengarahkan orang ke halaman Tentang Grup tempat mereka dapat belajar tentang komunitas dan bergabung. Lebih dari 1,8 miliar orang menggunakan Grup Facebook setiap bulan.
Situs media sosial juga telah digunakan untuk menyebarkan penipuan sehingga pengguna harus berhati-hati mengklik tautan atau membagikan kode QR. Facebook mengatakan kode QR untuk Grup termasuk logo jejaring sosial.