REPUBLIKA.CO.ID, KYIV – Konflik Ukraina-Rusia yang belum mereda membuat pemerintah Ukraina harus mencari cara lain untuk mendanai perang. Saat ini, Ukraina hanya mengandalkan obligasi perang untuk mengumpulkan dana.
Pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mengenai bantuan darurat.
Dalam akun Twitternya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov mengumumkan akan segera meluncurkan non fungible token (NFT) untuk mendanai perang. NFT adalah satu-satunya aset di dunia digital yang dapat dibeli dan dijual seperti properti lainnya, tetapi tidak memiliki bentuk yang nyata.
Token digital dapat dianggap sebagai sertifikat kepemilikan untuk aset virtual atau fisik.
Kabar yang datang dari Fedorov menandakan pemerintah Ukraina merangkul aset digital sebagai cara baru untuk mendanai perang. Pada Selasa lalu, Ukraina mengumpulkan 270 juta dolar Amerika dari lelang obligasi perang.
Setiap obligasi satu tahun memiliki nilai nominal 1.000 hryvnia Ukraina dan menawarkan tingkat bunga 11 persen. “Hasil dari obligasi akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Kementerian Keuangan Ukraina, dikutip BBC, Jumat (4/3).
Pekan ini, Bank Dunia dan IMF mengatakan sedang menyiapkan dana untuk Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, menurut analis cryptocurrency, jutaan dolar telah diberikan untuk upaya perang Ukraina melalui sumbangan Bitcoin anonim.
Pada Sabtu, akun Twitter resmi pemerintah Ukraina memposting pesan, “Berdirilah dengan rakyat Ukraina. Sekarang menerima sumbangan cryptocurrency, seperti Bitcoin, Ethereum, dan USDT.”
Dari penggalangan dana itu, terkumpul sekitar 5,4 juta dolar Amerika dalam bentuk Bitcoin, Ethereum, dan jenis uang kripto lain dalam waktu delapan jam.