REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berhenti bekerja bagi sebagian orang menjadi pilihan di tengah pandemi karena sejumlah faktor. Namun, mengambil career break atau jeda karir bisa menjadi terlalu berisiko.
Jaringan sosial berorientasi bisnis LinkedIn sedang mencoba untuk mengakhiri stigma seputar jeda karir dengan mendorong pengguna untuk menyoroti apa yang mereka pelajari dari pengalaman. Perusahaan milik Microsoft ini merilis fitur yang akan memungkinkan orang untuk menambahkan jeda karir ke profil LinkedIn mereka melalui situs desktop atau aplikasi seluler dan menjelaskan kesenjangan dalam resume mereka.
Jenis jeda karir termasuk pengasuhan, pemutusan hubungan kerja (PHK), berkabung, transisi karir dan perjalanan. Nantinya, jeda karir akan dicantumkan di bawah pengalaman pengguna.
“Fitur ini bertujuan memberikan ruang bagi orang-orang untuk berbagi lebih banyak konteks dan warna tentang bagaimana pengalaman ini telah membantu mereka tumbuh dan mengembangkan keterampilan dalam kehidupan dan di tempat kerja,” kata Manajer Produk Senior LinkedIn Camilla Han-He.
Han-He mengatakan LinkedIn mulai mendengar lebih banyak keinginan dari penggunanya untuk menyoroti jeda karir mereka di jejaring sosial. Jeda karir lebih sering terjadi pada wanita. Sekitar 67 persen dari postingan terkait jeda karir di LinkedIn pada bulan Januari berasal dari wanita.
Dikutip CNet, Selasa (1/3/2022), menurut survei pada Januari, ada 64 persen wanita di seluruh dunia telah mengambil jeda karir dengan persentase yang lebih tinggi di Amerika Serikat. Sekitar 70 persen wanita mengatakan mengambil jeda karir membantu mereka mendapatkan perspektif dan mencari tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan dari kehidupan.
Untuk menambahkan jeda karir ke profil LinkedIn, Anda dapat mengklik “Add section” yang terletak di bawah gambar profil Anda diikuti dengan “Add career break.” Kemudian Anda memilih jenis jeda karir dan mengisi informasi tentang durasi jeda, deskripsi, dan melampirkan media yang relevan.
Selain itu, LinkedIn juga menawarkan kursus daring gratis hingga bulan Maret yang bertujuan membantu orang-orang bertransisi kembali ke pekerjaan setelah mengambil jeda karir. Beberapa kursus termasuk kembali bekerja dengan kesenjangan resume, menegosiasikan fleksibilitas kerja, dan kepemimpinan perempuan yang inklusif.