REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Layanan kereta api futuristik Virgin Hyperloop yang menjanjikan era baru perjalanan bagi penumpang akan berfokus pada kargo. Perusahaan mengatakan perubahan tersebut karena masalah rantai pasokan global dan Covid-19.
The Financial Times yang pertama kali melaporkan kabar itu, mengatakan, pihaknya juga telah memberhentikan lebih dari 100 anggota staf. Para ahli telah menyatakan keraguannya tentang tantangan teknik dan kepraktisan perjalanan Hyperloop.
“Rantai pasokan global telah mengalami perubahan dramatis pada tahun lalu sebagian karena pandemi yang terjadi di seluruh dunia. Virgin Hyperloop sebagai perusahaan menanggapi permintaan pelanggan yang kuat untuk sistem hyperloop berbasis kargo,” kata perusahaan.
Trek magnetik
Penyedia logistik yang dimiliki oleh Dubai dan pemangku kepentingan mayoritas di Virgin Hyperloop bernama DP World akan berfokus pada palet yang lebih mudah dilakukan. Ini akan membuat risiko bagi penumpang lebih kecil dan proses regulasi lebih sedikit.
Ide Hyperloop pertama kali digagas oleh pengusaha teknologi Elon Musk yang menyarankan ide sistem transportasi berkecepatan tinggi dalam kapsul vakum pada makalah penelitian 2013. Pod akan melakukan perjalanan melalui tabung dengan kecepatan lebih dari 600mph atau 1.000 km/jam di jalur magnetik, mirip dengan yang digunakan oleh kereta Maglev.
Ada beberapa perusahaan yang bekerja untuk mewujudkan visi tersebut, termasuk Teknologi Transportasi Hyperloop dan Virgin Hyperloop. Awalnya didirikan sebagai Hyperloop Technologies pada tahun 2014, perusahaan tersebut menjadi Virgin Hyperloop ketika miliarder Inggris Richard Branson menginvestasikan 85 juta dolar Amerika pada tahun 2017.
Kala itu, Virgin Hyperloop dipuji sebagai layanan kereta api paling revolusioner di dunia. Pada akhir tahun 2020, perusahaan meluncurkan visinya untuk masa depan perjalanan Hyperloop yang membawa orang-orang melalui perjalanan khas dari tiba di portal hingga menaiki pod.
Dikutip BBC, Kamis (24/2), Ketua Virgin Hyperloop Sultan Bin Sulayem menyebut teknologi itu sebagai mode transportasi massal baru pertama dalam satu abad. Virgin merupakan satu-satunya perusahaan yang telah menyelesaikan perjalanan penumpang yang sukses menggunakan teknologi hyperloop sejauh ini. Namun, banyak yang merasa teknologinya lebih hype daripada Hyperloop.
Saat ini, sistem transportasi tidak mampu mengatasi tikungan sehingga trek harus berjalan lurus. Selain itu, biaya untuk membangun sistem itu dalam skala besar akan menghabiskan banyak dana.