Menurut peneliti, hampir seluruh plasenta yang mereka teliti memiliki tiga ciri yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 placentitis. Ketiga ciri tersebut adalah deposit fibrin yang besar, kematian sel-sel di dalam trofoblas, dan inflamasi tak biasa bernama intervillositis histiositik kronis.
Schwartz dan tim menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 dan terapi antivirus dapat menurunkan kemungkinan SARS-CoV-2 menginfeksi plasenta pada ibu hamil. Schwartz mengatakan, dia tidak mengetahui adanya kasus serupa pada perempuan hamil yang sudah vaksinasi.
Studi lain yang lebih dulu dilakukan oleh National Institutes of Health juga menemukan adanya hubungan antara infeksi Covid-19 yang sedang-parah pada ibu hamil dengan risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi kehamilan lainnya. Risiko tersebut di meliputi operasi caesar dan kelahiran prematur, kematian saat melahirkan, perdarahan pascapersalinan, dan infeksi non Covid.