Sabtu 05 Feb 2022 10:59 WIB

Dosis Booster Vaksin Covid-19 Turunkan Risiko Kematian Hingga 93 Persen

Studi terbaru di Inggris mengungkap manfaat dosis booster vaksin Covid-19.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pemberian suntikan dosis booster vaksin Covid-19 di Denpasar, Bali, pada Sabtu, 29 Januari 2022. Risiko kematian akibat Covid-19 turun drastis berkat suntikan dosis penguat vaksin Covid-19.
Foto: AP/Firdia Lisnawati
Pemberian suntikan dosis booster vaksin Covid-19 di Denpasar, Bali, pada Sabtu, 29 Januari 2022. Risiko kematian akibat Covid-19 turun drastis berkat suntikan dosis penguat vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kematian warga Inggris telah turun hingga 93 persen dibandingkan musim panas 2021. Data terbaru menunjukkan vaksin menurunkan risiko kematian akibat Covid-19.

Orang dewasa yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 risiko kematiannya turun 81,2 persen dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi. Studi baru dari Office for National Statistics (ONS) mengamati 70 ribu kematian pasien Covid-19 di Inggris antara Juli hingga Desember 2021.

Baca Juga

Tingkat kematian karena Covid-19 ditemukan secara konsisten lebih rendah di semua kelompok umur, terutama untuk mereka yang telah mendapatkan dosis ekstra. Sekitar dua dari tiga orang Inggris berusia di atas 12 tahun telah mendapatkan suntikan ketiga vaksin Covid-19.

Serangkaian penelitian positif menunjukkan infeksi varian omicron dari SARS-CoV-2 lebih ringan daripada strain lain pada orang yang telah divaksinasi. Suntikan dosis penguat (booster) melindungi dari omicron dan menawarkan kesempatan terbaik untuk melewati pandemi.

Pada 2021, tingkat kematian Covid-19 untuk orang yang telah mendapatkan dua dosis vaksin tetap di bawah angka yang sama untuk orang yang tidak divaksinasi. Akan tetapi, tingkat kematian di antara penerima dua dosis vaksin Covid-19 mulai melonjak pada akhir tahun lalu, meningkat dari 92,0 kematian per 100 ribu pada Oktober menjadi 221,1 pada November, dan 367,7 pada Desember 2021.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa dari Juli hingga Desember 2021, tingkat kematian orang yang hanya menerima satu dosis vaksin sama dengan orang yang tidak divaksinasi, terutama untuk kelompok usia yang lebih tua. Kemungkinan, ini terjadi akibat penurunan perlindungan dari vaksin seiring waktu.

"Mungkin juga karena pengecualian orang yang telah menerima dosis pertama dan ketiga, tetapi bukan dosis kedua dari analisis, karena catatan vaksinasi yang tidak lengkap," kata ONS, seperti dilansir laman The Sun, Sabtu (5/2/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement