REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sembilan tahun terakhir Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan sibuk dengan berbagai aktivitas. ISS diharapkan akan deorbit secara terkendali pada Januari 2031.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru saja merilis laporan yang menguraikan tujuan gambaran besar untuk sisa umur operasional lab tersebut.
“Stasiun Luar Angkasa Internasional memasuki dekade ketiga dan paling produktif sebagai platform ilmiah yang inovatif dalam gaya berat mikro,” kata Robyn Gatens, direktur Stasiun Luar Angkasa Internasional di markas NASA, Senin (31/1/2022), dilansir dari Space, Rabu (2/2/2022).
NASA telah meletakkan dasar untuk transisi itu selama beberapa waktu sekarang. Misalnya, pada Desember 2021, NASA telah memberikan total 415 juta dolar Amerika Serikat (AS) kepada tiga perusahaan-Blue Origin, Nanoracks, dan Northrop Grumman-yang memimpin upaya untuk membangun stasiun ruang angkasa swasta di orbit Bumi.
NASA juga mengadakan perjanjian terpisah dengan perusahaan yang berbasis di Houston, Axiom Space, yang akan meluncurkan beberapa modul ke ISS mulai akhir 2024. Modul-modul ini pada akhirnya akan terlepas dari lab yang mengorbit, membentuk “flyer gratis” yang dioperasikan secara pribadi di orbit.
Badan tersebut mengatakan mereka ingin setidaknya satu dari pos-pos swasta ini berdiri dan berjalan sebelum ISS dinonaktifkan, sehingga tidak ada celah dalam penelitian orbital. Pekerjaan semacam itu diperlukan untuk mempersiapkan upaya ambisius seperti misi berawak ke Mars, yang ingin dilakukan NASA pada 2030-an.
Perjanjian NASA dengan Blue Origin, Nanoracks, Northrop Grumman, dan Axiom mewakili fase pertama dari upaya dua fase yang direncanakan untuk memacu pengembangan tujuan orbit rendah Bumi (CLD) komersial selama tahun 2020-an. Fase pertama diperkirakan akan berlanjut hingga 2025.
“Untuk fase kedua pendekatan NASA untuk transisi menuju CLD, agensi bermaksud untuk mengesahkan agar anggota awak NASA menggunakan CLD dari ini dan calon pendatang lainnya, dan akhirnya, membeli layanan dari penyedia tujuan untuk digunakan kru jika tersedia.”
Fase kedua dalam rencana ini akan serupa dengan pendekatan yang telah diambil NASA dengan layanan transportasi awak swasta ke dan dari ISS. Pada 2014, agensi tersebut memberikan kontrak bernilai miliaran dolar kepada SpaceX dan Boeing.
SpaceX telah meluncurkan beberapa misi berawak ke dan dari orbit dengan roket Falcon 9 dan kapsul Crew Dragon sejak Mei 2020. Boeing masih perlu melakukan uji terbang tanpa awak ke ISS sebelum CST-100 Starliner dapat membawa astronaut.
Peralihan dari ISS ke pos-pos komersial pada akhirnya akan menghemat banyak uang NASA, yang dapat digunakan NASA untuk proyek-proyek eksplorasi luar angkasa, catatan laporan itu.
“Penghematan ini diperkirakan sekitar 1,3 miliar dolar AS pada 2031, meningkat menjadi 1,8 miliar dolar AS pada 2033,” kata laporan tersebut.