Temuan lain dari otoritas kesehatan Inggris yang dirilis pekan lalu menemukan bahwa subvarian omicron lebih menular daripada yang asli. Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga mencatat bahwa suntikan booster tetap menjadi perisai yang efektif melawan virus.
Studi di Denmark dilakukan oleh para ilmuwan di Technical University of Denmark, Statistics Denmark, University of Copenhagen dan Statens Serum Institute. Yang lainnya dipimpin oleh Charles Chiu di University of California, San Francisco, Amerika Serikat.
Para peneliti mengatakan bahwa risiko infeksi dengan omicron asli dan "omicron's sister" ini lebih tinggi pada mereka yang tidak divaksinasi, menekankan pentingnya mendapatkan vaksin Covid-19. Di sisi lain, para ahli mengatakan bahwa mutasi omicron tidak perlu dikhawatirkan.
Sebab, sejauh ini tidak ada bukti bahwa itu bisa menimbulkan gejala yang lebih parah. Profesor Computational Systems Biology di UCL Genetics Institute, Francois Balloux, menjelaskan, virus cenderung berevolusi cukup cepat dengan strain berbeda.
"Tidak ada bukti sejauh ini bahwa BA.1 dan BA.2 berbeda dalam hal virulensi, profil usia orang yang cenderung terinfeksi, maupun kemampuannya lolos dari sistem kekebalan," kata Prof Balloux, dikutip The Sun, Rabu (2/2/2022).