Rabu 26 Jan 2022 09:17 WIB

Chrome akan Uji Coba Alternatif Pengganti Cookie

Topics diklaim memantau penjelajahan dengan tetap melindungi privasi pengguna.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Google Chrome. Ilustrasi
Foto: Mashable
Google Chrome. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOUNTAIN VIEW—Google meluncurkan teknologi baru yang disebut Topics pada Selasa (25/1/2022). Teknologi ini dirancang untuk melindungi privasi pengguna tanpa menghentikan iklan web.

Pendekatan tersebut rencananya akan mulai diuji oleh Google dalam beberapa pekan mendatang. Topics menggantikan proyek sebelumnya yang mengganggu para pendukung privasi.

Baca Juga

Antarmuka Topics menggunakan perangkat lunak yang terpasang di browser Google Chrome untuk memantau perilaku penjelajahan Anda dan menyusun daftar lima subjek yang menurut Anda telah menunjukkan minat selama sepekan. Subjeknya luas, seperti mobil, kebugaran, perjalanan, animasi, dan berita.

“Daftar topics digunakan untuk menyediakan situs web dengan tiga topik setiap kali orang mengunjungi, satu dari masing-masing dari tiga pekan terakhir,” kata Ben Galbraith, direktur senior manajemen produk di tim Chrome.

Google milik Alphabet memposisikan Topics sebagai alternatif yang cocok untuk cookie, file teks kecil yang digunakan situs web untuk  melacak Anda saat Anda membangun profil perilaku untuk menampilkan iklan bertarget. Google berharap peselancar web akan menemukan Topics lebih dapat diterima daripada cookie dan lebih baik daripada web yang tidak melacak orang sama sekali. 

Semakin lama, browser pesaing seperti Apple Safari, Microsoft Edge, Mozilla Firefox dan Brave Software secara bertahap menghentikan pelacakan dan peningkatan iklan yang dapat diaktifkannya.

Google, yang mengandalkan iklan online untuk 79 persen dari pendapatan 65 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal terakhir, berpendapat bahwa iklan bertarget sangat penting untuk web yang sehat. “Kami percaya bahwa pengguna perlu terus memiliki akses ke konten online gratis agar web terus berkembang, dan pada gilirannya membutuhkan iklan yang relevan,” kata Galbraith, dilansir dari CNET, Selasa (25/1/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement