Selasa 18 Jan 2022 00:18 WIB

Varian Berikutnya Setelah Omicron Mungkin Lebih Mengkhawatirkan

Varian baru SARS-CoV-2 kemungkinan bisa menjadi lebih berat dan mengkhawatirkan.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. Para ahli tidak tahu seperti apa varian berikutnya yang muncul dari SARS-CoV-2.
Foto:

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor 15 juta kasus Covid-19 terbaru pada 3 hingga 9 Januari 2022, meningkat 55 persen dari pekan sebelumnya. Penyebaran varian yang jauh lebih mudah, meningkatkan kemungkinan virus akan menginfeksi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah kemudian memberinya lebih banyak waktu untuk mengembangkan mutasi yang kuat.

"Ini adalah infeksi yang lebih lama dan persisten yang tampaknya menjadi tempat berkembang biak yang paling mungkin untuk varian baru," jelas Stuart Campbell Ray, pakar penyakit menular di Johns Hopkins University.

Karena omicron tampak menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada delta, hal ini memicu harapan bahwa infeksinya bisa menjadi awal tren yang pada akhirnya membuat virus lebih ringan, seperti flu biasa. Namun, sebuah varian juga bisa mereplikasi jika orang yang terinfeksi awalnya menunjukkan gejala ringan lalu menyebarkan virus dengan berinteraksi dengan orang lain dan membuat tingkat keparahan gejala.

Ketika varian baru berkembang, menurut para ilmuwan, masih sangat sulit mengetahui fitur genetik yang tersebar. Sebagai contoh, omicron memiliki lebih banyak mutasi dibandingkan varian sebelumnya.

Untuk mencegah munculnya varian, para ilmuwan menekankan untuk melanjutkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan mendapatkan vaksinasi. Para ilmuwan mengatakan bahwa vaksin masih menawarkan perlindungan, termasuk dosis tambahan atau booster yang berpotensi mengurangi tingkat keparahan gejala akibat Covid-19.

Baca juga : BPOM Keluarkan Persetujuan Baru untuk Booster Heterolog

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement