Menariknya, penelitian teraebut menemukan bahwa tingkat keparahan pengalaman seseorang dengan Covid-19 tidak menunjukkan hubungan dengan berkembangnya gejala jangka panjang yang terlihat pada long Covid. Mendukung temuan ini, salah satu peserta dalam penelitian, Doris Gal, memberikan laporan langsung tentang pengalamannya selama terinfeksi Covid-19.
"Infeksi awal saya cukup ringan, tetapi gejala long Covid signifikan. Saya sudah kehilangan kemampuan untuk memahami seperti yang saya lakukan sebelum terinfeksi Covid-19," kata Gal.
Membuktikan dasar biologis long Covid tidak hanya akan membuka cara untuk mengobati dan memantau kondisi, tetapi juga untuk pasien seperti Gal. Ini mengonfirmasi dasar biologis dampak penyakit yang berkelanjutan.
Para peneliti mengatakan bahwa studi baru perlu dilakukan untuk melihat apakah dampak long Covid lebih ringan atau lebih jarang pada mereka yang telah divaksinasi atau dengan varian yang berbeda seperti varian omicron yang sekarang dominan.
"Kami akan melanjutkan analisis kami dalam menanggapi gelombang omicron. Sementara itu, dengan begitu banyak hal yang tidak diketahui terkait Covid-19 dan long Covid, kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk mengurangi penularan," kata Direktur Institut Kirby Anthony Kelleher.