REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pengembang berhasil mengubah laptop dari tahun 1989 menjadi mesin penambangan cryptocurrency atau investasi uang kripto. Sayangnya, itu tidak akan membuat siapa pun kaya dalam waktu dekat.
Laptop 1989 yang dimaksud adalah Toshiba T3200SX yang ditenagai oleh prosesor Intel 386SX 16MHz dan berjalan di MS-DOS. Ketika pertama kali memasuki pasar, T3200SX tersedia dengan harga rendah 6.299 dolar Amerika atau 13.896 dolar Amerika sekarang.
Dikutip Tech Radar, Senin (17/1), Arsitek proyek penambangan, Dmitrii Eliuseev, telah menerbitkan posting blog yang menjelaskan prosesnya. Ini termasuk memprogram perangkat lunak penambangannya sendiri untuk MS-DOS yang sekarang tersedia di GitHub dan menghitung potensi pendapatan dari waktu ke waktu.
Mengubah perangkat keras yang tidak biasa menjadi mesin penambangan Bitcoin telah menjadi tradisi dalam beberapa tahun terakhir. Smartphone, Raspberry Pis dan Teslas telah digunakan untuk menambang cryptocurrency. Berkat Eliuseev, Toshiba T3200SX bergabung dengan daftar bergengsi ini.
Meskipun T3200SX memang mampu menambang Bitcoin, ia mencapai kinerja hanya 15 hash per detik yang menurut perkiraan Eliuseev akan menghasilkan Bitcoin senilai satu dolar setiap 584 juta tahun. Bisa ditebak, Toshiba T1100 Plus dari 1986 tidak berjalan lebih baik, menghasilkan 3,5H/s menjalankan kode yang sama.
Untuk konteksnya, penambang ASIC paling berkinerja di pasar saat ini menghasilkan 110 terahash/detik, 100 triliun kali lebih banyak daripada T3200SX. Penambangan Bitcoin dikemas dengan ratusan ASIC ini.
Seperti yang dicatat oleh situs Tom's Hardware, ada lebih banyak berita buruk bagi siapa pun yang berharap mendapat untung dengan menggunakan T3200SX. Di bawah muatan, laptop menghabiskan daya sekitar 39W yang akan membebani pemiliknya sekitar 3,30 dolar Amerika per bulan. Oleh karena itu, menambang Bitcoin di T3200SX akan membuat Anda kebalikan dari kaya untuk setiap 1 dolar Amerika yang diperoleh, Anda akan kehilangan 23,1 miliar dolar Amerika dari perusahaan utilitas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika