Senin 17 Jan 2022 06:30 WIB

Pemberian Booster: Vaksin Mana yang Paling Tepat?

Vaksin booster diperlukan karena antibodi menurun seiring waktu.

Petugas menyuntikkan vaksin booster Covid-19 untuk lansia di RSUD Ibu Fatmawati Sukarno, Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/1/2022). Diperlukan penelitian lebih dalam untuk mengungkap strategi paling tepat dalam pemberian vaksin dosis penguat (booster).
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas menyuntikkan vaksin booster Covid-19 untuk lansia di RSUD Ibu Fatmawati Sukarno, Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/1/2022). Diperlukan penelitian lebih dalam untuk mengungkap strategi paling tepat dalam pemberian vaksin dosis penguat (booster).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan klinis senior dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) Raph Hamers mengatakan, perlu riset lanjutan untuk membuat strategi pemberian vaksin dosis penguat (booster) yang tepat. Hal itu diperlukan bagi peningkatan perlindungan diri masyarakat dalam rangka melawan infeksi Covid-19.

"Riset lebih lanjut juga kita perlukan untuk bisa mengidentifikasi strategi boosting (penguatan) yang tepat," kata Raph dalam webinar Indonesian Congress Symposium on Combating Covid-19 Pandemic without Boundaries di Jakarta, Ahad (16/1/2022).

Baca Juga

Raph mengatakan, vaksin dosis penguat antibodi dibutuhkan karena sejumlah faktor. Beberapa di antaranya ialah antibodi semakin menurun seiring berjalannya waktu, dan itu terjadi pada semua jenis vaksin.

Selain itu, varian SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 juga semakin bertambah. Ada bukti ilmiah yang menunjukkan varian delta dan omicron makin sulit ditangani oleh vaksin-vaksin sebelumnya.

Para pembuat kebijakan di sejumlah negara juga sudah mulai memberikan vaksin dosis penguat, khususnya untuk kelompok-kelompok paling rentan. Itu juga dilakukan untuk mitigasi dampak ekonomi dan kesehatan.

Terkait vaksin dosis penguat mana yang sebaiknya dipilih, Raph menuturkan bahwa itu masih dalam penelitian. Namun, yang harus dipastikan saat ini adalah bagaimana mengaksesnya dengan mudah di negara tersebut.

"Ada banyak data baru yang terus dihasilkan setiap harinya, tapi yang pasti kita juga membutuhkan bukti yang jelas untuk bisa menentukan vaksin penguat apa yang tepat," ujar Raph.

Sekarang ini, bukti ilmiah menunjukkan vaksin dosis penguat heterolog atau pencampuran (mix and match) jenis vaksin Covid-19 dapat meningkatkan perlindungan. Namun, penelitiannya masih terus berjalan terkait dengan efektivitas dan juga capaian klinisnya.

"Selain itu, saat ini dengan adanya varian omicron, urgensi untuk memberikan penguat ini semakin meningkat," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement