REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Saat menonton tayangan tentang makanan di televisi, air liur rasanya akan menetes karena ingin merasakan hidangan yang dilihat. Hal yang dialami banyak orang itu menjadi sumber ide bagi ilmuwan di Jepang.
Profesor Homei Miyashita dari Universitas Meiji Jepang menciptakan televisi yang dapat dijilat. Perangkat bernama Taste the TV (TTTV) itu dihadirkan agar pemirsa dapat merasakan apa yang mereka tonton.
TTTV menggunakan 10 tabung rasa untuk disemprotkan sehingga mampu meniru rasa makanan secara akurat. Pada demonstrasi perangkat, seorang mahasiswi menjajal perangkat dan berhasil mencecap rasa cokelat.
Menurut Miyashita, menjilat layar meningkatkan apresiasi multisensori pemirsa terhadap apa yang mereka tonton di televisi. Itu membantu mereka terhubung dan berinteraksi dengan dunia luar.
"Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang mendapatkan pengalaman seperti makan di restoran di belahan dunia lain, bahkan saat tinggal di rumah," kata Miyashita, dikutip dari laman inews.co.uk.
Untuk membuat TTTV, Miyashita bekerja dengan tim yang terdiri dari 30 siswa tetapi mengembangkan sendiri prototipe TV selama setahun terakhir. Sebelum itu, dia juga bereksperimen dengan layar yang bisa dijilat.
Untuk layar genggam, Miyashita menggunakan lima gel yang mereplikasi lima rasa berbeda yang dapat dikenali oleh lidah manusia. Rasa asin, manis, asam, pahit, dan umami itu diklaim dapat menciptakan kembali setiap rasa yang ditemukan dalam makanan.
Miyashita percaya penemuan itu memiliki dampak yang sama dengan penemuan televisi berwarna. Itu disebutnya sama seperti televisi yang mencampur tiga warna utama cahaya untuk menciptakan berbagai warna.
Sementara, sistem yang semula dia kembangkan untuk layar mencampur lima rasa dasar untuk menciptakan berbagai rasa. Ketika sistem dipadukan dengan televisi, tidak hanya tampilan makanannya saja yang bisa dihadirkan, tapi juga cita rasanya.
Bentuk TTTV berupa korsel melingkar yang menampung tabung, terhubung ke bagian dasar berisi layar datar kecil yang dilapisi film. Perangkat dilengkapi bagian untuk menjawab perintah suara.
Bagian itu akan memproses permintaan sebelum menyemprotkan rasa yang diinginkan ke layar untuk dicicipi oleh pemirsa. Versi komersial TTTV diprediksi akan menelan biaya pembuatan sekitar 100 ribu yen (sekitar Rp 12,4 juta).