Jumat 17 Dec 2021 08:59 WIB

Transformasi Digital Jadi Keharusan untuk Sukses  Mengelola Organisasi

Organisasi itu meliputi oranisasi pemerintahan dan bisnis.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan.
Foto: Dok Majalah ItWorks
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era saat ini, yang ditandai dengan hadirnya industri 4.0, pandemi Covid-19 dan kenormalan baru, transformasi digital bukan lagi menjadi pilihan, namun sudah menjadi keharusan bagi institusi pemerintahan dan korporasi bisnis.

Secara sederhana, transformasi digital dapat diartikan sebagai optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informatika (TI) dalam pengelolaan/operasional suatu organisasi. Pemanfaatan TI itu biasanya melibatkan penggunaan teknologi terkini (cloud, big data, machine learning, IoT, dan lain-lain) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi yang ingin menggunakannya.

Transformasi digital yang dijalankan itu tujuannya untuk meningkatkan layanan kepada publik dan pelanggan, serta mendongkrak daya saing, kinerja bisnis dan operasional. Maka keberhasilan penerapannya pun menjadi salah satu kunci penting keberhasilan pengelolaan insitusi pemerintahanan dan korporasi bisnis.

Demikian kesimpulan Webinar Series bertema “Accelerating Digital Transformation in Business & Government” yang digelar secara daring, Kamis, (16/12), oleh Majalah  ItWorks. 

Diikuti ratusan peserta, dari institusi pemerintahan dan korporasi bisnis, yang berasal dari seluruh Indonesia, webinar, yang dibagi menjadi 2 Sharing Session ini, menghadirkan sejumlah pembicara expert (ahli atau pakar). Masing-masing membagikan pengalamannya terkait pemanfaatan TI dalam perjalanan transformasi digital di organisasi mereka masing-masing. 

“Webinar ini sebagai kegiatan belajar bersama terkait transformasi digital, sekaligus sebagai bagian dari rangkaian ajang penghargaan TOP Digital Awards 2021,” jelas Ketua Penyelenggara Webinar, M  Lutfi Handayani MM  MBA yang juga pemimpin redaksi Majalah ItWorks, dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
M. Lutfi Handayani, pemimpin redaksi Majalah ItWorks.  (Dok Majalah ItWorks)

Menurut Lutfi, dari sejak tahun pertama penyelenggaraan, yakni tahun 2016, TOP Digital Awards didesain sebagai ajang penghargaan yang sarat dengan aspek pembelajaran. Yaitu dengan adanya sesi Nilai Tambah, di akhir wawancara penjurian. Di sesi ini, Dewan Juri memberikan pendapat, saran, dan masukan-masukan perbaikan kepada peserta. 

“Juga diberikannya kesempatan kepada setiap peserta, untuk dapat seat in atau mengikuti sesi presentasi/wawancara penjurian peserta lain, selama yang diikuti adalah bukan penjurian kompetitor bisnisnya,” tambahnya.

Dari kegiatan webinar yang diselenggarakan Kamis (16/12) tersebut, lanjut Lutfi, diharapkan banyak insight, tambahan informasi, dan inspirasi, yang dapat mendorong peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi digital di organisasi masing-masing.

“Dengan semua aspek pembelajaran itu, TOP Digital Awards adalah kegiatan pembelajaran dan penghargaan bidang implementasi teknologi informatika/digital, tingkat nasional yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia,” tandasnya.

Pemerintah dorong transformasi digital 

Dalam sambutan pembukaan Webinar, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, BSc menyatakan, “Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia menyambut baik Webinar bertema 'Accelerating Digital Transformation in Business & Government' yang merupakan rangkaian dari penghargaan TOP Digital Awards 2021.” 

Seperti yang diketahui bersama, lanjut Dirjen Aplikasi Informatika Semuel, bahwa kegiatan TOP Digital Awards ini merupakan kegiatan pembelajaran, dan kegiatan penilaian/pemberian penghargaan bidang implementasi teknologi digital, yang diberikan kepada instansi pemerintahan dan korporasi bisnis di Indonesia. 

“Kegiatan TOP Digital Awards yang diselenggarakan oleh majalah ItWorks ini, selaras dengan arah kebijakan Presiden RI yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, yakni percepatan transformasi digital guna mendorong peningkatan implementasi dan pemanfaatan teknologi digital, baik di instansi pemerintahan, korporasi bisnis, maupun institusi lainnya.  Oleh karenanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, sangat mendukung kegiatan Webinar ini, yang merupakan rangkaian dari kegiatan penghargaan TOP Digital Awards 2021,” ujar dirjen Aplikasi Informatika.

Sebagai perwujudan upaya mendorong peningkatan implementasi dan pemanfaatan teknologi digital di instansi pemerintahan, ia pun mengutarakan bahwa pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan Smart City dan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE).

“Mengingat peran krusial SPBE dalam meningkatkan layanan ke masyarakat, ada Forum SPBE yang juga didukung kementerian lain seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PANRB, dan Kementerian Keuangan,” jelas dirjen Aplikasi Informatika. 

Terus meningkat

Di Sharing Session Sesi Webinar ini, salah satu pembicara dari korporasi bisnis yaitu Chief Technology Officer Bank Amar Indonesia, Kevin Kane dalam paparannya yang berjudul “Building a Resilient Digital Ecosystem” menjelaskan bahwa permintaan akan layanan perbankan digital terus meningkat seiring dengan jumlah pengguna aktif internet di tahun 2020 yang mencapai hingga 175,4 juta orang atau 64% dari total penduduk Indonesia. 

“Namun setelah pandemi Covid-19, 60 persen  konsumen mengalami penurunan pendapatan dan tabungan rumah tangga. Akibatnya, mereka pun mengurangi pengeluaran diskresioner dan mengadopsi kebiasaan baru secara dengan dukungan teknologi digital untuk menghemat,” terangnya.

“Sesuai dengan lima pilar fundamental dalam Cetak Biru Transformasi Perbankan Digital OJK, Amar Bank percaya bahwa pilar-pilar tersebut akan berdampak pada bank digital kedepannya. Oleh karena itu, bank memperluas penggunaan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan proses back-office,” lanjut Kevin.

Dijelaskannya bahwa  Amar Bank memiliki tingkat kematangan TI dengan tiga aspek, yaitu Cloud Computing, Artificial Intelligence & Machine Learning, dan juga Data Analytics. “Kami telah memanfaatkan teknologi Big Data dan Data Analytics sejak tahun 2014, terbukti dengan keberhasilan produk Tunaiku yang memanfaatkan Predictive Data Modeling.” 

Ia menerangkan sesuai dengan filosofi Amar Bank, ‘Technology must impact lives, must improve lives’, serta misinya ‘To provide banking to those who ‘need’ and not only to those who ‘want’’ dan visi ‘To bring smiles on 200 million faces by 2025’, Amar Bank pun membangun ekosistem digital dengan meluncurkan dua produk unggulannya. 

“Tunaiku sebagai pelopor fintech pertama di Indonesia dan Senyumku sebagai bank digital pertama yang diluncurkan di cloud,” ujar Kevin.

Ia pun mengungkapkan, “Hingga saat ini, Tunaiku telah menyalurkan pinjaman sebesar lebih dari Rp6,6 Triliun.  Mendapatkan lebih dari 40.000.000 jumlah pengunjung Website dan Mobile Apps, lebih dari 6,7 juta jumlah Instalasi Mobile Apps, dan juga mendapatkan lebih dari 9 juta aplikasi pinjaman yang diterima.” 

“Sementara di Senyumku, nasabah dapat menggunakan fitur menarik mulai dari Savings, Invest, dan Expenditure. Bunga yang diberikan Senyumku cukup menarik, sebesar 5,5% per tahun untuk menabung di Celengan Senyumku dan 9% per tahun untuk investasi di Senyumku Deposito,” tutupnya. 

Akselerasi transformasi digital

Dari instansi pemerintahan, salah satu pembicara yaitu Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jatim, Drs  Benny Sampirwanto MSi, yang mewakili Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa,  membawakan materi presentasi bertajuk “Akselerasi Transformasi Digital di Provinsi Jawa Timur”, menyampaikan berbagai upaya tranformasi digital yang sudah dijalankan oleh Pemprov Jatim secara bertahap.

Dengan berbagai upaya itu, kata dia, Pemprov Jatim telah melahirkan beragam program inovasi dan aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan publik. Antara lain: Program East Java Super Corridor (EJSC) yang merupakan pusat kreativitas kaum milenial, atau tempat bertemunya ide dan gagasan anak-anak muda di seluruh Jatim melalui penerapan ekonomi kreatif. 

“Kami juga melahirkan inovasi untuk membantu mengembangkan UMKM, yaitu Dolan (Dashboard Produk Unggulan Jawa Timur), Dahan (Dashboard Bahan Pangan), Jatim Bejo (Jatim Belanja Online), dan Lumpang Bude (Lumbung Pangan BUM Desa),” ujar Benny.

Untuk inovasi layanan publik unggulan, Provinsi Jatim memiliki Samsat 4.0 yang merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang menerapkan transformasi ATM Samsat dengan bukti bayar dan pengesahan berbasis QR Code. Pada aplikasi ini, proses pembayaran PKB dan pengesahannya dilakukan cukup melalui smartphone.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement