Selasa 14 Dec 2021 21:35 WIB

Suhu 38 Celcius Siberia Pecahkan Rekor Panas Arktik 

Suhu 38 derajat lebih mirip dengan Mediterania dibandingkan Arktik.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
 FILE - Dalam arsip foto Rabu, 16 Juni 2021 ini, petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kebakaran hutan di dekat desa Andreyevsky di luar Tyumen, Siberia barat, Rusia. Kebakaran hutan di Siberia melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, kata para ilmuwan, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Setiap tahun, ribuan kebakaran hutan melanda sebagian besar wilayah Rusia, menghancurkan hutan dan menyelimuti wilayah yang luas dengan asap tajam. WMO mensertifikasi pembacaan suhu 38 derajat celcius di kota Verkhoyansk Rusia tahun lalu sebagai suhu tertinggi yang pernah tercatat di Kutub Utara.
Foto: AP/Maksim Slutsky
FILE - Dalam arsip foto Rabu, 16 Juni 2021 ini, petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kebakaran hutan di dekat desa Andreyevsky di luar Tyumen, Siberia barat, Rusia. Kebakaran hutan di Siberia melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, kata para ilmuwan, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Setiap tahun, ribuan kebakaran hutan melanda sebagian besar wilayah Rusia, menghancurkan hutan dan menyelimuti wilayah yang luas dengan asap tajam. WMO mensertifikasi pembacaan suhu 38 derajat celcius di kota Verkhoyansk Rusia tahun lalu sebagai suhu tertinggi yang pernah tercatat di Kutub Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Cuaca Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Selasa (14/12), bahwa mereka telah mensertifikasi pembacaan suhu 38 derajat celcius di kota Verkhoyansk Rusia tahun lalu sebagai suhu tertinggi yang pernah tercatat di Kutub Utara. Ini merupakan kabar terbaru dalam serangkaian lonceng alarm tentang perubahan iklim. 

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan suhu yang lebih cocok dengan  Mediterania daripada Arktik tercatat pada 20 Juni 2020, selama gelombang panas yang menyapu Siberia dan membentang ke utara Lingkaran Arktik. 

Baca Juga

Suhu rata-rata naik hingga 10 Celcius lebih tinggi dari biasanya di Siberia Arktik. Ini memainkan peran penting dalam kebakaran hutan, hilangnya es laut, dan kenaikan suhu global yang menjadikan 2020 salah satu dari tiga tahun terpanas dalam catatan. 

“Catatan Arktik baru ini adalah salah satu dari serangkaian pengamatan yang dilaporkan Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrim WMO yang membunyikan lonceng alarm tentang perubahan iklim kita,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CBC, Selasa (14/12). 

Suhu yang belum pernah terlihat sebelumnya di Arktik

Verkhoyansk terletak sekitar 115 kilometer di utara Lingkaran Arktik. Stasiun meteorologi di sana telah mengamati suhu sejak 1885.

Juru bicara Clare Nullis mengatakan pembacaan rekor itu adalah yang pertama dari jenisnya dalam kategori baru pemantauan suhu Arktik. Tidak ada rekor sebelumnya sebagai perbandingan. Namun, angka 38 derajat belum pernah terlihat sebelumnya di Arktik.

WMO sedang mencari sejumlah kemungkinan rekor panas, termasuk 54,4 celcius, yang tercatat baik tahun ini dan terakhir di Death Valley, California. Ini bisa menjadi rekor pembacaan suhu tinggi di seluruh dunia. Suhu 48,8 Celcius di Italia pulau selatan Sisilia musim panas ini juga berpotensi menjadi suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa. 

Taalas mengatakan WMO tidak pernah melakukan begitu banyak penyelidikan tentang kemungkinan catatan panas pada waktu yang sama. Lembaga itu membutuhkan waktu untuk memverifikasi. 

Badan tersebut mengatakan Arktik adalah salah satu wilayah dengan pemanasan tercepat di dunia dan memanas dengan kecepatan dua kali lipat dari rata-rata global. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement