Kamis 09 Dec 2021 06:30 WIB

Studi: Kemanjuran Vaksin Pfizer Merosot Tajam Terhadap Omicron

Pfizer-BioNTech tampak 40 kali kurang efektif terhadap varian omicron.

Rep: Puti Almas, Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
 Seorang petugas pom bensin berdiri di samping tajuk berita utama surat kabar di Pretoria, Afrika Selatan, Sabtu, 27 November 2021. Studi di Afrika Selatan menyebut vaksin Pfizer-BioNTech kurang efektif melawan varian omicron.
Foto:

Mike Ryan Selaku direktur di bidang darurat WHO mengatakan, tidak ada tanda omicron akan lebih mahir dalam menghindari vaksin daripada varian lainnya. Ia menyebut, data awal menunjukkan omicron tidak membuat orang bergejala lebih parah dibanding varian lainnya, seperti delta.

photo
Dunia Khawatirkan Varian Omicron - (Infografis Republika.co.id)

"Kita memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap, dan tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk omicron," jelas Ryan.

Dalam studi di Afrika Selatan yang dipimpin Sigal disebutkan bahwa vaksinasi yang dikombinasikan dengan infeksi alami dapat menetralisir omicron. Karena itu, para peneliti meyakini bahwa dosis ketiga vaksin Covid-19 atau booster dapat membawa manfaat yang signifikan.

Sementara itu, belum ada data lain mengenai produk vaksin lainnya terkait kemampuan melawan omicron, seperti dari Moderna dan Johnson & Johnson. Varian ini tercatat sebagai yang paling banyak bermutasi yang ditemukan hingga sekarang.

Baca juga : Usia Dominan Orang yang Terinfeksi Omicron

Menyebar di 57 negara

Pada Rabu (8/12), WHO mengatakan, varian omicron telah menyebar di 57 negara. WHO juga memperingatkan bahwa jumlah pasien yang membutuhkan rawat inap kemungkinan akan meningkat seiring dengan penyebaran varian baru tersebut secara meluas.

Dalam laporan epidemiologi mingguan, WHO mengatakan, butuh lebih banyak data untuk menilai tingkat keparahan Covid-19 yang disebabkan oleh varian omicron. Kemungkinan mutasi varian tersebut dapat mengurangi perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 yang saat ini beredar juga masih menjadi tanda tanya.

 

"Bahkan, jika tingkat keparahannya sama atau bahkan berpotensi lebih rendah daripada varian delta, maka rawat inap akan meningkat," ujar pernyataan WHO.

 

Pada 26 November, WHO menyatakan bahwa varian omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika selatan sebagai varian yang mengkhawatirkan. Varian omicron adalah strain SARS-CoV-2 kelima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement