REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- NASA melacak sekitar 28 ribu asteroid dekat Bumi untuk menilai risiko dampaknya. Badan antariksa itu mengatakan bahwa setiap tahun angka itu meningkat sekitar 3.000 karena lebih banyak asteroid ditemukan.
Tetapi di tahun-tahun mendatang diperkirakan jumlah itu akan meningkat secara dramatis karena teleskop yang lebih kuat mulai online. Dilansir dari Digital Trends, Rabu (8/12), menjelang peningkatan yang cepat, para ilmuwan di Pusat Studi Objek Dekat Bumi, yang dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, telah menciptakan algoritme pemantauan dampak generasi berikutnya. Teknologi itu disebut Sentry-II dan berfungsi untuk mengevaluasi probabilitas dampak asteroid dekat Bumi dengan baik.
“Budaya populer sering menggambarkan asteroid sebagai objek kacau balau yang meluncur sembarangan di sekitar tata surya kita, mengubah arah secara tak terduga dan mengancam planet kita tanpa pemberitahuan sesaat pun,” kata JPL.
Tetapi ia menambahkan bahwa kadang-kadang jalur asteroid dapat membawanya sangat dekat dengan Bumi, dan karena apa yang digambarkannya sebagai “ketidakpastian kecil” pada posisi asteroid, dampak dengan planet kita terkadang menjadi kemungkinan yang sangat nyata. Kabar baiknya adalah bahwa Sentry-II akan memberi para ilmuwan data yang lebih akurat yang akan menghasilkan evaluasi yang lebih andal mengenai risikonya terhadap Bumi.
Sementara kemungkinan asteroid besar menabrak Bumi dalam waktu dekat dianggap kecil, jika peristiwa seperti itu benar-benar terjadi, konsekuensinya bisa sangat menghancurkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus-menerus mengamati tata surya untuk setiap asteroid berbahaya yang menghampiri Bumi.