Selasa 07 Dec 2021 00:13 WIB

Covid-19 Belum Selesai, Pandemi Berikutnya Bisa Lebih Buruk

Penemu vaksin Covid-19 AstraZeneca ingatkan potensi pandemi berikutnya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Profesor dari University of Oxford, Dame Sarah Gilbert, mengingatkan potensi bahaya pandemi berikutnya. Gilbert merupakan penemu vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca.
Foto: AP
Profesor dari University of Oxford, Dame Sarah Gilbert, mengingatkan potensi bahaya pandemi berikutnya. Gilbert merupakan penemu vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof Dame Sarah Gilbert, salah satu pencipta vaksin Oxford/AstraZeneca, mengatakan bahwa dunia tidak boleh melupakan ancaman wabah mematikan baru begitu pandemi saat ini berakhir. Ia menyebut, pandemi ini belum selesai dan yang berikutnya bisa lebih buruk.

"Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup kita dan mata pencaharian kita. Yang benar adalah, yang berikutnya bisa lebih buruk. Bisa lebih menular atau lebih mematikan atau keduanya," ujar Gilbert, seperti dilansir laman The Sun, Senin (6/12).

Baca Juga

Gilbert mengatakan, dunia tidak dapat membiarkan situasi yang telah dilalui semua kemudian menemukan kerugian ekonomi yang sangat besar di masa depan. Ini berarti bahwa masih belum ada dana untuk kesiapsiagaan pandemi.

"Kemajuan yang telah kita buat, dan pengetahuan yang telah kita peroleh, tidak boleh hilang. Sama seperti kita berinvestasi dalam angkatan bersenjata dan intelijen dan diplomasi untuk bertahan melawan perang, kita harus berinvestasi pada orang, penelitian, manufaktur, dan institusi untuk bertahan melawan pandemi."

Gilbert yang merupakan profesor dari University of Oxford mendapat apresiasi karena telah menyelamatkan jutaan nyawa melalui perannya dalam merancang vaksin Covid-19. Dia berpengalaman membuat dan menguji vaksin selama lebih dari 10 tahun, terutama menggunakan antigen dari malaria dan influenza, dan memprakarsai proyek vaksin SARS-CoV-2 pada awal 2020 ketika Covid-19 pertama kali muncul di China.

Vaksin yang dikembangkan oleh Gilbert dan timnya sekarang digunakan di lebih dari 170 negara di seluruh dunia. Ahli vaksin tersebut menerima penghargaan pada awal tahun ini untuk layanan sains dan kesehatan masyarakat dalam pengembangan vaksin Covid-19.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement