REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO— Platform streaming gim Twitch pada Selasa (30/11) memperkenalkan alat yang bisa mendeteksi dan memblokir pengguna yang melakukan pelecehan. Pelaku yang melakukan pelecehan dan melakukan tindakan kebencian merupakan masalah di Twitch.
Twitch telah berjuang selama berbulan-bulan untuk membendung gelombang pelecehan rasis dan homofobia terhadap pembuat konten tertentu. 'Penguntit' diketahui memasuki ruang obrolan dan membanjiri moderator atau orang lain dengan hinaan atau gambar yang menyinggung.
Jika telah diblokir oleh Twitch, beberapa 'oknum' masih menemukan jalan kembali, seringkali dengan membuat akun anonim baru.
“Alat baru ini dibuat untuk membantu Anda mengidentifikasi pengguna tersebut berdasarkan sejumlah sinyal akun ... sehingga Anda dapat mengambil tindakan sesuai kebutuhan,” kata Twitch dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Malay Mail, Rabu (1/12).
Alat ini menggunakan machine learning software, bentuk kecerdasan buatan, yang menurut perusahaan menganalisis akun dan menandai akun yang mencurigakan.
“Tidak ada machine learning yang 100 persen akurat,” kata Twitch. “Itulah mengapa Suspicious User Detection tidak secara otomatis melarang semua kemungkinan atau seperti penghindar,” ujarnya lagi.
Twitch mengklaim menampung lebih dari 30 juta pengguna per hari. Platform ini dimiliki oleh raksasa teknologi Amazon, yang mendominasi industri komputasi awan global. Pada Agustus, para gamer bersatu untuk mendesak perusahaan untuk menanggapi serangan kebencian karena kekhawatiran meningkat bahwa Twitch gagal menangkal peretas dan pelaku.
Twitch telah mengajukan keluhan terhadap dua pengguna di Eropa yang dikatakan mengelola banyak akun dengan identitas berbeda dan telah menghasilkan ribuan bot otomatis dalam hitungan menit untuk melakukan pelecehan terhadap korbannya.