REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia diketahui merupakan salah satu pasar digital dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk pelaku start-up lokal dan perusahaan asing yang ingin masuk ke dalam pasar yang sedang berkembang ini. Dengan tahun 2022 yang akan bertumbuh, pengiklan dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital dengan memanfaatkan inovasi teknologi di bidang periklanan (Adtech).
Pandemi menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan media dan advertisers karena telah mengubah dinamika periklanan, model bisnis, aplikasi teknologi, dan perubahan regulasi, maka hal-hal yang dulu dianggap berhasil untuk strategi pemasaran digital belum tentu akan berhasil untuk masa sekarang. Namun, lonjakan konsumsi konsumen atas konten daring juga membawa kita pada era periklanan baru. Pada tahun 2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 69,8 persen dan diperkirakan akan mencapai 82,53 persen pada tahun 2026.
“Saat basis pengguna (accelerated user base) telah meningkat, masih banyak audiens yang belum dioptimalkan (untapped audience) karena saat ini Adtech (advertising technology) di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan.
Meskipun penetrasi internet telah membantu pengiklan namun masih terdapat data audiens yang sangat besar dan belum terjangkau, padahal hal tersebut dapat meningkatkan visibilitas. Pada dasarnya pengiklan juga sudah siap untuk membawa ledakan ke pasar ini karena pada tahun 2021 pengeluaran iklan di pasar Indonesia berada di sekitar 2.124 juta dollar Amerika Serikat, di mana 67 persen dari total pengeluaran iklan akan ditujukan ke digital,” kata Edo Fernando, Country Head Xapads Media Indonesia, Senin (29/11).
Tapi menurut dia, di lain sisi, pasar yang tidak terorganisir dengan potensi besar akan menyulitkan pengiklan untuk mendapatkan user yang berkualitas dan mempertahankan mereka dengan post-install engagement. Menurut eMarketer, periklanan seluler secara global yang mencakup massive search dan anggaran brand mencapai 241 miliar dollar Amerika Serikat pada 2019, diperkirakan akan tumbuh hingga 368 miliar dollar Amerika Serikat pada 2022. Oleh karena itu, pangsa pasar pemasangan iklan dalam aplikasi akan tumbuh 30 persen pada 2022 hingga mencapai hampir sepertiga dari pembelanjaan iklan digital.
"Indonesia memiliki populasi digital yang sangat aktif oleh karena itu, Adtech akan merevolusi Digital Landscape dengan teknologi inovatif barunya, yakni 5G. Indonesia adalah rumah bagi 268 juta orang dan memiliki jumlah pengguna Internet terbesar keempat di dunia, yang mana terdapat sekitar 185 juta pengguna dan 68 persen orang yang mengakses internet dari smartphone pada tahun 2021," kata dia.
Menurut data Satista, 58 persen pengguna menghabiskan antara dua hingga delapan jam, dan hampir seperlima atau sekitar 20 persen dari mereka menghabiskan delapan jam atau lebih di Internet setiap harinya yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi dengan sekitar 267,4 juta pengguna ponsel.
“Oleh karena itu, begitu 5G dapat berjalan lancar, akan lebih banyak konsumen yang akan memiliki akses ke konten di seluruh platform. Untuk tetap menjadi yang terdepan, bisnis memerlukan kecerdasan periklanan yang andal untuk mengembangkan strategi media yang efisien yang akan membantu membedakan diri mereka dari pesaing,” ujarnya.