Sabtu 20 Nov 2021 06:38 WIB

Sisa Spesies Dinosaurus Ompong Ditemukan di Brasil

Hewan ini diperkirakan hidup 70 juta tahun lalu.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Dinosaurus . ilustrasi
Foto: AP
Dinosaurus . ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sisa-sisa spesies dinosaurus di Brasil ditemukan. Menurut tim peneliti, spesies dari hewan purbakala ini memiliki dua kaki dan tanpa adanya gigi.

Tim peneliti mengatakan bahwa spesies dinosaurus yang ditemukan di Brasil tersebut sangat langka. Hewan ini diperkirakan hidup 70 juta tahun lalu.

Baca Juga

Dinosaurus yang ditemukan memiliki ukuran panjang sekitar satu meter atau tiga kaki dan tinga 80 sentimeter atau dua setengah kaki. Ini merupakan jenis theropoda, kelompok yang anggotanya hampir semuanya diyakini sebagai karnivora.

Meski demikian, apa yang membuat tim peneliti bertanya-tanya adalah bahwa dinosaurus tersebut tidak memiliki gigi, dengan bentuk mulat seperti paruh. Ahli paleontologi mengatakan bahwa penemuan tersebut menunjukkan dinosaurus paling lengkap, yang ditemukan dari periode Cretaceous di Brasil.

"Bagian tanpa gigi (ompong) menimbulkan keraguan tentang jenis makanan apa yang dimiliki hewan ini," ujar peneliti Geovane Alves Souza, salah satu penulis studi tersebut, dilansir Phys, Jumat (19/11). 

Namun, Souza mengatakan bahwa itu tidak berarti dinosaurus tersebut tidak makan daging. Banyak burung, seperti elang, makan daging dengan paruh. 

“Kemungkinan besar, itu adalah omnivora yang hidup di lingkungan yang tidak ramah di mana dinosaurus itu harus makan apapun,” jelas Souza.

Kerangka fosil itu ditemukan di sepanjang jalan pedesaan di Parana, negara bagian di wilayah selatan Brasil antara 2011 dan 2014. Analisis mengungkapkan dinosaurus tersebut adalah spesies baru yang hidup antara 70 juta dan 80 juta tahun yang lalu.

Spesies dinosaurus tersebut dijululki sebagai Berthasaura leopoldinae, yang dinamai berdasarkan nama dari Bertha Lutz, seorang ilmuwan dan feminis Brasil yang dihormati dan meninggal pada 1976, Selain itu, ini juga menyertakan nama Maria Leopoldina, permaisuri Brasil pada abad ke-19, yang dianggap sebagai seorang pelindung sains. 

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Nature.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement