Senin 08 Nov 2021 18:16 WIB

Ilmuwan Temukan Asal-Usul Unsur Fluor di Alam Semesta?

Astronom mendeteksi fluor pada galaksi yang berjarak 12 miliar tahun cahaya.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Langit malam berbintang/ilustrasi
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Untuk pertama kalinya, para astronom mendeteksi unsur yang ditemukan di tubuh kita ada di galaksi jauh. Galaksi itu berjarak lebih dari 12 miliar tahun cahaya. Unsur fluor dapat ditemukan di tulang dan gigi kita sebagai fluoride ternyata ditemukan di sebuah galaksi nan jauh.

"Kita semua tahu tentang fluor karena pasta gigi yang kita gunakan setiap hari mengandungnya dalam bentuk fluoride," kata penulis utama studi Maximilien Franco, peneliti postdoctoral astrofisika di University of Hertfordshire di Inggris.

Baca Juga

"Kita bahkan tidak tahu jenis bintang mana yang menghasilkan sebagian besar fluor di alam semesta," tambahnya.

Unsur-unsur yang ditemukan di tata surya kita, di Bumi dan bahkan di tubuh kita sendiri berasal dari dalam inti bintang. Unsur-unsur ini dilepaskan pada saat  ledakan bintang. Tapi misteri bagaimana fluor diciptakan di dalam bintang-bintang ini tetap ada.

Para peneliti menggunakan teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array di Chili untuk mendeteksi fluor di galaksi pembentuk bintang yang sangat jauh.

Dilansir di CNN, Senin (8/11), fluor hadir sebagai hidrogen fluorida di awan gas galaksi NGP-190387. Cahaya dari galaksi ini telah menempuh perjalanan lebih dari 12 miliar tahun untuk mencapai kita, sehingga para astronom melihat galaksi seperti yang terlihat ketika alam semesta baru berusia sekitar 1,4 miliar tahun.

Bintang-bintang yang melepaskan fluor ke seluruh alam semesta kemungkinan hidup cepat dan mati muda, kata para peneliti, yang menunjukkan bintang Wolf-Rayet sebagai kemungkinan asal mereka. 

Bintang-bintang yang berevolusi ini sangat masif. Namun, bintang ini hanya bertahan selama beberapa juta tahun, garis waktu yang singkat jika dibandingkan dengan 13 miliar tahun alam semesta kita telah ada.

Hanya beberapa bintang masif yang berevolusi menjadi Wolf-Rayets saat mereka mendekati akhir hidup mereka. Tahap ini berlangsung beberapa ratus ribu tahun, tetapi dalam masa hidup bintang, itu sangat singkat. Hanya satu dari seratus juta bintang yang cukup besar untuk menjadi Wolf-Rayets.

Sebelumnya, para peneliti mengira bintang Wolf-Rayet adalah kemungkinan sumber fluor. Deteksi ini langsung ini menegaskannya. Wolf-Rayet adalah bintang masif (25 ukuran matahari), dalam evolusi dan menyemburkan gas panas dengan kecepatan tinggi.

"Kami telah menunjukkan bahwa bintang Wolf-Rayet, yang merupakan salah satu bintang paling masif yang diketahui dan dapat meledak dengan hebat saat mereka mencapai akhir hayatnya, membantu kami, dengan cara tertentu, untuk menjaga kesehatan gigi yang baik," kata Franco.

Sebuah studi yang merinci temuan ini diterbitkan Kamis di jurnal Nature Astronomy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement