REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Tiga platform media sosial populer, yaitu Youtube, TikTok, dan Snapchat dinilai berdampak buruk bagi anak-anak dan remaja. Pemimpin Senat Amerika Serikat (AS) memanggil pimpinan Youtube, TikTok, dan Snapchat untuk menghadapi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan keselamatan pengguna muda.
Keputusan ini dilakukan setelah pemaparan penelitian internal perusahaan Facebook yang menunjukkan aplikasi Instagram sangat merugikan bagi sebagian remaja. Senat memperluas pemeriksaannya terhadap media sosial lain.
Pada Selasa (26/10), tiga pimipinan perusahaan yang terdiri dari Wakil Presiden TikTok dan Kepala Kebijakan Publik untuk AS Michael Beckerman, Wakil Presiden dan Kebijakan Publik Youtube dan Google Leslie Miller, dan Wakil Presiden dan Kebijakan Publik Snapchat Jennifer Stout akan hadir pada sidang subkomite.
Ketiga platform tersebut dinilai memengaruhi gaya hidup anak muda, seperti gaya pakaian, gerakan tarian, dan pola makan yang berpotensi pada titik obsesi. Selain itu, platform yang disalahgunakan juga bisa mempromisikan intimidasi, vandalisme di sekolah, dan pemasaran manipulatif.
“Kita perlu memahami dampak platform populer, seperti Snapchat, TikTok, dan YouTube pada anak-anak dan apa dilakukan perusahaan untuk menjaga mereka tetap aman,” kata Anggota Parlemen Richard Blumenthal dalam sebuah pernyataan.
Blumenthal menyebut pihaknya ingin mempelajari algoritme dan desain produk dari ketiga platform itu sehingga bisa mengembangkaan undang-undang (UU) untuk melindungi anak muda. Awal tahun ini setelah regulator federal memerintahkan TikTok untuk mengungkapkan cara praktiknya yang memengaruhi anak-anak dan remaja dan akhirnya platform tersebut memperketat praktik privasinya untuk orang di bawah 18 tahun.
Selain TikTok, parlemen juga menyelidiki layanan video Youtube Kids tahun ini. Anggota parlemen mengatakan Youtube Kids memberi anak-anak materi yang tidak pantas. Alih-alih melindungi, Youtube disebut berpotensi berbahaya bagi anak-anak.
Namun, perusahaan YouTube mengatakan telah bekerja untuk memberi anak-anak dan keluarga perlindungan dan kontrol orang tua seperti batas waktu dan kalangan usia. Sementara itu, layanan Snapchat yang berusia sepuluh tahun dan memiliki 90 persen pengguna berusia 13 hingga 24 tahun di Amerika, memiliki permasalahan lain.
Pada tahun 2014 lalu, Snapchat harus menyelesaikan tuduhan yang menipu pengguna tentang hilangnya materi yang dibagikan dan pengumpulan kontak tanpa izin.Pesan yang dikenal sebagai “snaps,” dapat disimpan dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga atau cara lain.
Snapchat tidak didenda tetapi setuju untuk membuat program privasi yang akan dipantau oleh ahli luar selama 20 tahun ke depan . Langkah ini mirip dengan pengawasan yang dikenakan pada Facebook, Google dan Myspace dalam penyelesaian privasi dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga : Nussa, Batu Loncatan Animasi Tanah Air