REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SIRCLO bersama Katadata Insight Center (KIC) mengungkapkan laporan tentang perkembangan e-commerce di Indonesia. Laporan ini berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail".
Penemuan utama dari laporan tersebut adalah bahwa pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia dan meningkatkan konsumsi masyarakat di platform digital.
Momentum pandemi membuat hampir semua pemenuhan kebutuhan pokok dan berbagai kegiatan lainnya dialihkan melalui layanan digital. Masyarakat pun kini dinilai semakin bergantung dengan produk dan layanan yang dihadirkan melalui platform digital, termasuk perilaku konsumen yang semakin mendorong ke berbelanja secara daring.
"SIRCLO mengadakan panel diskusi ini dengan harapan agar seluruh stakeholders yang bersinggungan dengan ekonomi digital, mulai dari pelaku e-commerce dan ekosistem pendukungnya, hingga pemangku kebijakan, bisa mendapatkan wawasan yang bermanfaat untuk strategi bisnis mereka. Solusi omnichannel adalah masa depan e-commerce, sehingga sangat penting untuk kita semua pelaku industri agar bersama-sama memiliki wawasan yang terdepan mengenai hal ini," kata Brian Marshal selaku pendiri dan CEO SIRCLO dalam keterangan resminya, Jumat (22/10).
Riset yang dilakukan oleh SIRCLO dengan KIC tersebut menunjukkan bahwa pandemi membuat 17,5% konsumen luring mulai mencoba berbelanja secara daring. Adapun ragam kanal penjualan yang digunakan oleh konsumen untuk berbelanja daring, diantaranya marketplace, media sosial dan website.
"Konsumen yang memilih untuk berbelanja online secara eksklusif meningkat dari 11% sebelum pandemi menjadi 25,5% di awal 2021. Menariknya, 74,5% konsumen yang tetap berbelanja secara offline dan online di masa pandemi lebih banyak berbelanja daring," kata dia.
Berkembangnya industri e-commerce di Tanah Air dan semakin majunya teknologi, pada akhirnya membuat pelaku bisnis harus kian adaptif menerapkan berbagai strategi untuk bisnis mereka. Saat ini, konsumen bisa dengan mudah mencari tahu dengan detail mengenai suatu produk melalui berbagai platform. Perilaku konsumen seperti ini jelas akan berpengaruh pada bisnis, khususnya bisnis daring.
Di sinilah peranan omnichannel, kata dia, semakin penting. Omnichannel, atau model bisnis lintas channel, dapat menghubungkan operasional bisnis daring dan luring milik brand dalam satu ekosistem yang terintegrasi, serta memungkinkan jenama untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang seamless bagi konsumen. Hal ini dikarenakan strategi omnichannel berfokus pada keseluruhan pengalaman konsumen dan tidak terbatas pada satu kanal.
"Strategi omnichannel juga dapat membantu brand untuk menciptakan sebuah sinergi antara setiap kanal penjualan mereka yang pada akhirnya dapat memperluas jangkauan di berbagai kanal penjualan online dan mampu menaikkan traffic transaksi," kata dia.
Ia menjelaskan, seluruh temuan riset ini akan dikupas lebih dalam lagi pada diskusi panel “Mendukung Adaptasi Digital melalui Strategi Omnichannel” yang diadakan SIRCLO dan Katadata pada Rabu (27/10). Turut hadir dalam diskusi panel ini adalah Brian Marshal (Founder dan CEO SIRCLO), Triawan Munaf (Komisaris SIRCLO), M. Rudy Salahuddin (Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM), dan Adek Media Roza (Kepala Katadata Insight Center).