Jumat 22 Oct 2021 10:07 WIB

Korsel Luncurkan Roket Luar Angkasa Pertama Buatan Sendiri

Roket yang dinamai Nuri itu hanya gagal mengirimkan muatan dummy ke orbit.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
 Kendaraan peluncuran luar angkasa pertama Korea Selatan, yang dikenal sebagai Nuri, lepas landas dari Naro Space Center di Goheung, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 473km selatan Seoul, Korea Selatan, 21 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Kendaraan peluncuran luar angkasa pertama Korea Selatan, yang dikenal sebagai Nuri, lepas landas dari Naro Space Center di Goheung, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 473km selatan Seoul, Korea Selatan, 21 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Roket luar angkasa pertama yang diproduksi dalam negeri Korea Selatan (Korsel) berhasil mencapai ketinggian yang diinginkan dalam uji coba peluncuran. Roket yang dinamai Nuri itu hanya gagal mengirimkan muatan dummy (tiruan) ke orbit.

Presiden Korsel Moon Jae-in yang mengamati peluncuran itu mengatakan tes tersebut sebagai pencapaian yang sangat baik. Ia menganggap hasil uji coba itu membawa Korsel selangkah lebih maju dalam mengejar program peluncuran satelit. 

 

"Meskipun (peluncuran) gagal mencapai tujuannya dengan sempurna, itu adalah pencapaian yang sangat baik untuk peluncuran pertama," kata Moon dalam pidatonya dilansir dari PBS pada Jumat (22/10).

 

"Pemisahan roket, fairing (menutupi muatan) dan satelit tiruan bekerja dengan lancar. Semua ini dilakukan berdasarkan teknologi yang sepenuhnya milik kita," lanjut Moon.

 

Rekaman langsung menunjukkan roket setinggi 47 meter itu membubung ke udara dengan api kuning cerah keluar dari mesinnya setelah lepas landas di Naro Space Center, satu-satunya pelabuhan antariksa negara itu di sebuah pulau kecil di lepas pantai selatan. 

 

Menteri sains Korsel Lim Hye-sook mengatakan tahap pertama dan kedua Nuri terpisah dengan benar. Lalu tahap ketiga mengeluarkan muatan blok baja tahan karat dan aluminium 1,5 ton pada 700 kilometer di atas Bumi. 

 

Namun Kim mengatakan data peluncuran menunjukkan mesin tahap ketiga terbakar lebih awal setelah 475 detik atau sekitar 50 detik lebih pendek dari yang direncanakan. Alhasil roket gagal memfasilitasi muatan dengan kecepatan yang cukup untuk stabil di orbit. 

 

"Peluncuran itu membuat frustrasi, tetapi ini mengonfirmasi bahwa kami telah memperoleh teknologi inti untuk peluncuran luar angkasa," kata Lim.

 

Institut Penelitian Aerospace Korea mengatakan puing-puing dari muatan Nuri akan mendarat di suatu tempat di perairan selatan Australia. Lembaga itu berencana untuk segera membentuk komite inspeksi untuk menganalisis apa yang salah dan memetakan penyesuaian sebelum peluncuran uji roket berikutnya. 

 

Peluncuran yang dilakukan pada pukul 17.00 WIB. (0800 GMT), telah tertunda satu jam karena para insinyur membutuhkan lebih banyak waktu untuk memeriksa katup roket. Ada juga kekhawatiran bahwa angin kencang dan kondisi lain akan menimbulkan tantangan bagi peluncuran yang sukses. 

 

Sebelumnya, Korsel mengandalkan negara lain untuk meluncurkan satelitnya sejak awal 1990-an. Korea Selatan kini mencoba menjadi negara ke-10 yang mengirim satelit ke luar angkasa dengan teknologinya sendiri. 

 

Kemampuan meluncurkan roket luar angkasa dianggap akan sangat penting untuk ambisi luar angkasa Korsel yang mencakup rencana mengirim satelit komunikasi yang lebih canggih dan memperoleh satelit intelijen militernya sendiri. Korsel juga berharap untuk mengirim Probes ke bulan pada tahun 2030. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement