REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK CITY -- Es laut Arktik terus berkurang sejak awal catatan satelit pada 1979. Sebuah studi prediksi mengerikan mengenai Es Laut Arktik terbaru adalah bahwa es laut ini mungkin hilang selama musim panas. Jika ini terjadi, bisa mendorong beruang kutub dan spesies lainnya yang bergantung pada es menuju kepunahan.
Last ice area atau area es terakhir adalah wilayah yang mengandung es Arktik tertua dan paling tebal. Daerah ini mencakup area seluas lebih dari 380.000 mil persegi (sekitar 1 juta kilometer persegi) dari pantai barat Kepulauan Arktik Kanada ke pantau utara Greenland.
Ketika para ilmuwan menamai wilayah es setebal 13 kaki (4 meter), mereka mengira es akan bertahan selama beberapa dekade. Namun, sekarang di bawah skenario yang paling optimistis dan pesimistis untuk pemanasan terkait perubahan iklim, es laut akan menipis secara dramatis pada 2050 mendatang.
Skenario yang paling optimistis yaitu emisi karbon segera dibatasi untuk mencegah pemanasan terburuk dapat mengakibatkan bagian es yang terbatas yang masih bertahan di wilayah tersebut. Dalam skenario yang paling pesimistis, dimana emisi berlanjut pada tingkat kenaikannya saat ini, es musim panas dan beruang kutub serta anjing laut yang hidup di atasnya dapat menghilang pada 2100 mendatang. Para peneliti melaporkan itu dalam sebuah studi terbaru.
"Sayangnya, ini adalah eksperimen besar yang sedang kami lakukan," kata rekan penulis studi Robert Newton yang juga seorang ilmuwan peneliti senior di Lamont-Doherty Earth Observatory Universitas Columbia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Live Science, Senin (18/10).
Ia menambahkan, jika es sepanjang tahun hilang, seluruh ekosistem yang bergantung pada es akan runtuh dan sesuatu yang baru akan dimulai. Lapisan es laut Arktik tumbuh dan berkurang setiap tahun, mencapai batas minimumnya pada akhir musim panas yang mencair pada September sebelum pulih kembali pada musim gugur dan musim dingin untuk mencapai batas maksimumnya pada Maret.
Namun, karena karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang semakin berkontribusi terhadap pemanasan atmosfer, es laut ini semakin menyusut. Catatan 15 tahun terakhir membawa 15 luasan es laut terendah dalam catatan satelit, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC).