Selasa 05 Oct 2021 23:07 WIB

Jerman Bangun Pabrik Bahan Bakar Sintetis untuk Jet

E-kerosene disebut-sebut sebagai bahan bakar masa depan yang ramah iklim

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Maskapai jerman Lufthansa
Foto:

Jumlah bahan bakar yang dapat diproduksi pabrik mulai awal tahun depan sederhana yakni hanya delapan barel per hari, atau sekitar 336 galon bahan bakar jet. Jumlah itu akan cukup untuk mengisi satu pesawat penumpang kecil setiap tiga minggu.

Sebagai perbandingan, total konsumsi bahan bakar maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia mencapai 95 miliar galon pada 2019, sebelum pandemi melanda industri perjalanan.

 
Atmosfair, sebuah kelompok nirlaba Jerman di belakang proyek tersebut, mengatakan pembuatan minyak tanah sintetis ini adalah untuk menunjukkan bahwa proses tersebut layak secara teknologi. Selanjutnya, dengan permintaan yang cukup diharapkan akan layak secara ekonomi.

Awalnya, harga minyak tanah sintetis yang diproduksi di Werlte akan jauh lebih tinggi daripada bahan bakar jet biasa. Namun, kepala eksekutif Atmosfair, Dietrich Brockhagen, mengatakan harga 5 euro (Rp 82 ribu) per liter (0,26 galon) dimungkinkan.

 
Harga itu masih beberapa kali lipat dari harga minyak tanah saat ini, tetapi Atsmofair mengandalkan pajak karbon yang menaikkan harga bahan bakar fosil, membuat produknya lebih kompetitif.

 

Maskapai Lufthansa telah berkomitmen untuk membeli 25 ribu liter e-kerosene setiap tahun selama lima tahun ke depan. 

"Maskapai penerbangan Lufthansa telah meneliti dan menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avative fuels/SAF) selama bertahun-tahun. Saat ini kami adalah pelanggan terbesar di Eropa. Bahan bakar sintetis dari energi terbarukan adalah minyak tanah masa depan," kata Christina Foester, anggota dewan eksekutif Lufthansa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement