Jumlah bahan bakar yang dapat diproduksi pabrik mulai awal tahun depan sederhana yakni hanya delapan barel per hari, atau sekitar 336 galon bahan bakar jet. Jumlah itu akan cukup untuk mengisi satu pesawat penumpang kecil setiap tiga minggu.
Sebagai perbandingan, total konsumsi bahan bakar maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia mencapai 95 miliar galon pada 2019, sebelum pandemi melanda industri perjalanan.
Awalnya, harga minyak tanah sintetis yang diproduksi di Werlte akan jauh lebih tinggi daripada bahan bakar jet biasa. Namun, kepala eksekutif Atmosfair, Dietrich Brockhagen, mengatakan harga 5 euro (Rp 82 ribu) per liter (0,26 galon) dimungkinkan.
"Maskapai penerbangan Lufthansa telah meneliti dan menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avative fuels/SAF) selama bertahun-tahun. Saat ini kami adalah pelanggan terbesar di Eropa. Bahan bakar sintetis dari energi terbarukan adalah minyak tanah masa depan," kata Christina Foester, anggota dewan eksekutif Lufthansa.