Kamis 30 Sep 2021 18:14 WIB

Ilmuwan Temukan Virus Banal, Corona Mirip SARS-CoV-2 di Laos

Virus yang dinamai Banal ini mungkin bisa menjadi ancaman baru bagi manusia.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus (ilustrasi)
Foto: Public Domain Pictures
Virus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19 masih menjadi isteri mengenai asal-usulnya. Terdapat berbagai spekulasi tentang sumber dari virus tersebut. tak sedikit peneliti yang meyakini bahwa ini berasal dari hasil rekayasa laboratorium, namun secara tidak sengaja lolos. 

Seorang ahli di bidang biologi evolusioner bernama Edward Holmes mengatakan bahwa dugaan tersebut datang karena sejumlah alasan. Salah satunya protein permukaan virus yang menempel pada reseptor seluler manusia memiliki kecocokan yang luar biasa. Ia menyebut hal ini cukup aneh. 

Baca Juga

“Orang-orang berkata mungkin itu (virus) memang diciptakan di laboratorium,” ujar Holmes, dilansir Science.org, Kamis (30/9). 

Meski demikian, saat ini dilaporkan terdapat tiga penemuan virus corona pada kelelawar di gua batu kapur di Laos. Ini membuat sejumlah bukti bahwa SARS-CoV-2 bukanlah virus hasil rekayasa di laboratorium. 

Ketiga virus tersebut merupakan kerabat dekat SARS-CoV-2 yang ditemukan dan membuat kemungkinan bahwa virus ini memang berasal dari alam. Namun, virus yang ditemukan di Laos yang juga dijuluki sebagai BANAL ini juga bisa menjadi ancaman baru bagi manusia. Bahkan mungkin dapat dinamai sebagai SARS-CoV-3 karena jenisnya yang serupa. 

Untuk penelitian ini, tim ilmuwan dari Universitas Nasional Laos bekerjasama dengan rekan dari Institut Pasteur, yang memiliki cabang di Laos dengan mengambil sampel 645 kelelawar dari empat lokasi berbeda. Di kawasan karst distrik Feuang, mereka menemukan kelelawar dari tiga spesies berbeda dari genus Rhinolophus yang terinfeksi virus hingga 96,8 persen identik secara genetik dengan SARS-CoV-2.

Isolat terdekat sebelumnya, RaTG13, berasal dari spesies kelelawar lain, R. sinicus, yang tinggal di sebuah gua di Mojiang, di provinsi Yunnan, China. Kemiripannya dengan SARS-CoV-2 adalah 96,2 persen atau hanya sedikit lebih rendah dari virus BANAL, tetapi angka tersebut mengaburkan perbedaan besar antara isolat baru dan RaTG13.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement