Menanggapi studi ini, Dr Sarika Gupta, konsultan senior onkologi dan ginekologi robotik dari Indraprastha Apollo Hospital, New Delhi, India, mengatakan bahwa literatur yang diterbitkan baru-baru ini menemukan bahwa antibodi IgA ditemukan dalam ASI penyintas Covid-19. Antibodi disekresikan selama 10 bulan sehingga memberikan kekebalan pasif pada bayi dan juga berpotensi digunakan untuk mengobati infeksi virus penyebab Covid-19.
Dr Gupta tetap menyarankan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa nilai penggunaan IgA yang berasal dari ASI dalam mengobati Covid-19. Para peneliti juga menemukan bahwa ibu yang divaksinasi memiliki antibodi spesifik virus dalam air susunya.
Sementara itu, Powell mengatakan bahwa tingkat antibodi yang dihasilkan oleh vaksin RNA sangat tinggi dibandingkan dengan vaksin lain. Sebetulnya, orang tidak perlu antibodi sebanyak itu untuk melindungi diri dari infeksi, tetapi efek pada ASI sangat tergantung pada jumlah antibodi dalam darah yang ditransfer ke dalam ASI.
"Tingkat antibodi yang lebih rendah yang dirangsang oleh vaksin J&J (vaksin vektor virus), menyebabkan sangat rendahnya kadar antibodi dalam ASI," kata Dr Powell.