Jumat 01 Oct 2021 05:40 WIB

ASI Penyintas Mengandung Antibodi Covid-19 Hingga 10 Bulan

Penyintas Covid-19 masih menghasilkan ASI yang mengandung antibodi hingga 10 bulan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu menyusui (Ilustrasi). Selain mengandung banyak nutrisi, air susu ibu (ASI) juga mengandung antibodi.
Foto: Republika/Amin Madani
Ibu menyusui (Ilustrasi). Selain mengandung banyak nutrisi, air susu ibu (ASI) juga mengandung antibodi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19 boleh jadi khawatir akan kondisi dirinya maupun sang bayi. Kabar baiknya, air susu ibu (ASI) ternyata dapat mengandung antibodi hingga 10 bulan setelah ibu pulih dari Covid-19.

Studi terbaru mengungkap, antibodi ini dapat melindungi sang bayi, bahkan disebut dapat mengobati kasus infeksi Covid-19 parah. Antibodi utama dalam ASI tersebut bernama Secretory Immunoglobulin A (IgA), yang menempel pada lapisan saluran pernapasan dan usus bayi, dapat menghalangi virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh buah hati.

Baca Juga

"Antibodi dan faktor bioaktif dalam ASI dapat melawan infeksi Covid-19," kata para ahli dari Mount Sinai Hospital, Amerika Serikat, dilansir laman Indian Express, Kamis (30/9).

Penelitian tersebut menemukan bahwa ibu menyusui yang pernah positif Covid-19 terus mengeluarkan antibodi ke dalam ASI hingga 10 bulan. Menurut para peneliti, dikutip The Guardian, antibodi ini melindungi bayi dari penyakit dan juga dapat digunakan untuk mengobati orang dengan kasus infeksi parah.

Dalam penelitian ini, Dr Rebecca Powell dan tim dari Mount Sinai Hospital menganalisis sampel ASI dari 75 ibu yang merupakan penyintas Covid-19. Powell dan rekan menemukan bahwa 88 persen ASI mereka mengandung antibodi IgA.

"Artinya, jika Anda terus menyusui, Anda masih memberikan antibodi itu dalam ASI Anda,” kata Powell.

Powell menjelaskan, itu bisa menjadi terapi yang luar biasa, karena IgA Sekretori akan berada di daerah mukosa, seperti lapisan saluran pernapasan. IgaA Sekretori bertahan serta dapat berfungsi dengan sangat baik di area tersebut.

Powell membayangkan, IgA Sekretori kemungkinan akan sangat efektif ketika digunakan dalam jenis terapi nebulizer pada orang yang kondisinya cukup parah, namun belum sampai masuk ke perawatan intensif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement