REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON—Studi penelitian baru menunjukkan satelit Starlink SpaceX dapat digunakan untuk navigasi dan penentuan posisi global. Fungsi utama satelit ini adalah internet broadband.
Penelitian teknik di luar SpaceX menemukan cara untuk menggunakan sinyal konstelasi Starlink untuk navigasi yang serupa dengan kemampuan yang disediakan oleh satelit pemosisian global (GPS), yang digunakan di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.
Anggota tim menuturkan studi ini merupakan pertama kalinya Starlink digunakan untuk navigasi oleh para peneliti di luar SpaceX. Para peneliti melakukan triangulasi sinyal dari enam satelit Starlink untuk memperbaiki lokasi di Bumi dengan akurasi kurang dari delapan meter.
Kemampuan itu cukup sebanding dengan kemampuan GPS khas smartphone, yang biasanya menunjukkan dengan tepat tempat Anda di Bumi dalam jarak 4,9 meter, tergantung kepada kondisinya.
“Kami mendengarkan sinyal secara diam-diam, dan kemudian kami merancang algoritme canggih untuk menentukan lokasi kami dan kami menunjukkan itu bekerja secara akurat,” kata penulis studi Zak Kassas, direktur Pusat Penelitian Kendaraan Otomatis dengan Navigasi Multimodal Assured (CARMEN) di Ohio State University, dalam pernyataan itu, dilansir dari Space, Ahad (26/9).
“Meskipun Starlink tidak dirancang untuk tujuan navigasi, kami menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mempelajari bagian-bagian dari sistem dengan cukup baik untuk menggunakannya untuk navigasi,” ujarnya lagi.
Para peneliti mengembangkan sistem navigasi mereka tanpa bantuan dari SpaceX, atau akses apa pun ke data yang dibagikan melalui koneksi broadband. Sebaliknya, mereka menggunakan sinyal dari beberapa satelit dan mengembangkan algoritma untuk menemukan posisi di Bumi.
Selanjutnya, mereka menempatkan antena di kampus University of California, Irvine dalam upaya menemukan lokasinya menggunakan Starlink. Eksperimen mereka menempatkan perkiraan posisi antena, menggunakan sinyal Starlink, dalam jarak 7,7 meter dari posisi sebenarnya.