REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti telah berhasil mengawasi satu juta neuron yang berbeda di otak tikus ada satu waktu. Temuan ini membawa para ilmuwan selangkah lebih dekat untuk dapat melacak aktivitas manusia yang sangat kompleks.
Kuncinya adalah inovasi yang disebut light beads microscopy. Inovasi meningkatkan mikroskopi dua foton saat ini, menggunakan laser untuk memicu fluoresensi yang diperkenalkan dalam sel hidup. Saat sel menyala, para ilmuwan dapat melihat bagaimana neuron bergerak dan berinteraksi.
Dengan light beads microscopy, para ilmuwan bisa mendapatkan kecepatan, skala dan resolusi yang diperlukan untuk memetakan otak tikus secara detail saat aktivitas sarafnya berubah. Pelacakan hampir bersamaan dapat berlangsung selama manik-manik cahaya dapat tetap menyala.
“Memahami sifat jaringan otak yang saling berhubungan membutuhkan pengembangan teknik pencitraan baru yang dapat menangkap aktivitas neuron di seluruh wilayah otak yang sangat terpisah dengan kecepatan tinggi dan resolusi sel tunggal,” kata ahli saraf Alipasha Vaziri, dari Universitas Rockefeller di New York, dilansir dari Science Alert, Ahad (26/9).
“Kita perlu menangkap banyak neuron di bagian otak yang jauh pada saat yang sama pada resolusi tinggi. Parameter ini hampir saling eksklusif,” ujarnya lagi.
Dengan kata lain, teknik mikroskopi saat ini harus memilih antara memperbesar untuk mendapatkan detail yang cukup dan melewatkan semua yang terjadi, atau memperkecil untuk melihat keseluruhan gambar dan kehilangan beberapa detail yang lebih halus.