REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya berbagai ancaman peretasan terhadap kementerian/ lembaga negara, membuat banyak pihak siaga. Tidak terkecuali di sektor aset kripto, yang kerap menjadi sasaran.
Dalam sebulan terakhir, platform kriptokurensi di berbagai negara, turut menjadi korban peretasan oleh black hacker. Kondisi ini tentu membuat para investor aset digital ini menjadi khawatir.
Dengan makin maraknya kemunculan aset kripto baru, seakan menjadi gula bagi para black hacker untuk mencari keuntungan dengan cara-cara ilegal.
Mengantisipasi hal tersebut, platform Litedex.io melakukan mitigasi dengan menggunakan auditor ternama di level global seperti CertiK.
CertiK sendiri merupakan salah satu perusahaan teknologi keamanan blockchain yang diklaim paling tepercaya di dunia dan terdepan dalam penelitian dan inovasi.
Co Founder Litedex.io, Firza Al Ariq mengatakan, CertiK akan menjadi auditor pada setiap smart contract Litedex.io. Fungsi smart contract dalam sebuah platform decentralized exchange menjadi sangat krusial. Pasalnya, smart contract merupakan kunci yang terhubung dengan blockchain, untuk menjalankan project yang ada pada platform, seperti staking, farming, NFT dan lain-lain.
"Selain menggunakan CertiK, litedex.io juga akan mengadakan Bug Bounty program dan smart contract insurance sebagai rangkaian memitigasi resiko ancaman peretasan." Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/9).
Ia mengatakan, sebagai platform yang mengadopsi beberapa blockchain populer dunia, Litedex.io ingin memberikan rasa aman dan nyaman kepada para investornya.
Apalagi sistem decentralized yang sulit diretas, membuat Litedex.io akan menjadi pilihan favorit para pecinta aset kripto.