Selasa 14 Sep 2021 16:48 WIB

Di Mana Situs Arkeologi Tertua di Dunia?

Nenek moyang manusia menjelajahi Bumi pada 6 juta tahun lalu.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Situs arkeologi tertua membuat usia Piramida sebagai tempat bersejarah menjadi relatif muda.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Situs arkeologi tertua membuat usia Piramida sebagai tempat bersejarah menjadi relatif muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nenek moyang manusia menjelajahi Bumi enam juta tahun lalu. Namun situs paling awal yang berisi bukti arkeologis tentang keberadaan mereka ternyata ada di dua tempat. 

Pertama adalah di Kenya dan satu lainnya di Ethiophia, yang selama ini dianggap sebagai kandidat teratas untuk situs arkeologi tertua di dunia. Situs di Kenya, disebut dengan Lomekwi 3 menyimpan tulang belulang hominin serta artefak batu dań terletak di sebuah Bukit rendah di Turkana Barat. 

Baca Juga

Dalam sebuah penelitian pada 2015 di Nature, para peneliti melaporkan bahwa usia situs tersebut adalah sekitar 3,3 juta tahun. Temuan tersebut menandai awal baru untuk catatan arkeologi yang diketahui. 

Alat-alat di mana artefak ditemukan diperkirakan dibuat oleh Australopithecus afarensis, hominin (leluhur manusia dan kerabatnya) yang tumbuh subur di wilayah tersebut pada saat itu. Situs ini terletak di daerah berhutan di sebuah bukit kecil tidak jauh dari Danau Turkana. 

Ada kemungkinan bahwa Australopithecus afarensis menggunakan artefak batu untuk memecahkan kacang. Jumlah orang yang tinggal di situs pada waktu tertentu tidaklah jelas. 

"Lomekwi 3 adalah situs arkeologi tertua yang diketahui di dunia," ujar Jason Lewis, asisten direktur Turkana Basin Institute dan salah satu penulis makalah tersebut, dilansir Live Science, Selasa (14/9). 

Jeremy DeSilva, seorang profesor antropologi di Dartmouth College yang tidak terlibat dalam penelitian ini setuju bahwa Lomekwi 3 adalah situs arkeologi tertua yang diketahui. Namun, ia mencatat bahwa tidak semua ilmuwan setuju. 

“Lomekwi kontroversial dan beberapa tetap tidak yakin dengan kekunoan alat ini," jelas DeSilva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement