Senin 06 Sep 2021 14:56 WIB

Populasi Hiu dan Ikan Pari Turun Akibat Perubahan Iklim

Populasi hiu dan ikan pari terus menurun akibat perburuan dan perubahan iklim

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Pedagang memotong sirip ikan hiu hasil tangkapan nelayan di pasar lelang ikan Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (18/9/2019).
Foto: Antara/Rahmad
Pedagang memotong sirip ikan hiu hasil tangkapan nelayan di pasar lelang ikan Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (18/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi hiu dan pari terus menurun karena tekanan dari penangkapan daging dan sirip, perubahan iklim, dan polusi. Ketika kelompok tersebut dinilai pada 2014, sekitar sepertiganya dianggap terancam, tetapi kini telah meningkat menjadi 37 persen.

"Lonceng alarm tidak akan berbunyi lebih keras untuk hiu dan pari," kata Andy Cornish, pemimpin program hiu di kelompok konservasi WWF dilansir BBC, Senin (6/9).

Baca Juga

"Kami kehilangan kelompok makhluk purba ini, mulai kehilangan spesies demi spesies di sini, saat ini, kami sangat membutuhkan tindakan segera," ujar Cornish.

Kongres Konservasi Dunia diadakan untuk pertama kalinya dalam lima tahun setelah ditunda tahun lalu karena pandemi. Selama sembilan hari, kementerian pemerintah, LSM, dan masyarakat adat yang didukung oleh jaringan yang terdiri dari 16 ribu ilmuwan akan menyusun proposal konservasi yang dapat mengatur agenda pertemuan puncak PBB mendatang tentang keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Isu yang menjadi sorotan termasuk perdagangan satwa liar, polusi plastik, dan perlindungan Amazon. Dewan baru akan dipilih yang akan menentukan arah masa depan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Wakil presiden dari Wildlife Conservation Society, Susan Lieberman, yang merupakan veteran konferensi, mengatakan rilis pembaruan terbaru akan mendorong tindakan pemerintah dan multilateral untuk menyelamatkan spesies yang terancam dan hampir punah.

Dia mengatakan pertemuan itu, yang ditunda sejak 2020 dan berlangsung baik secara daring maupun tatap muka, sangat penting untuk menentukan arah kebijakan konservasi di masa depan di tengah krisis perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement