REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi internasional menyebutkan antibodi yang berbalik melawan sistem kekebalan tubuh sendiri adalah alasan keparahan penyakit parah dan kematian di antara seperlima pasien Covid-19. Antibodi jahat ini dikenal sebagai "autoantibodi" yang juga terdapat pada sebagian kecil individu yang sehat dan tak terinfeksi SARS-CoV-2.
"Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia, ini dapat membantu menjelaskan mengapa orang lanjut usia berisiko lebih tinggi mengalami Covid-19 yang parah," demikian publikasi di laman Nature.
Autoantibodi ini juga yang menyebabkan autoimun. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Science Immunology itu menunjukkan bahwa sekitar 10 persen orang dengan Covid-19 parah memiliki autoantibodi yang menyerang dan memblokir jenis interferon alias molekul protein dalam darah yang memiliki peran penting dalam melawan infeksi virus.
Tim di Rockefeller University di New York City, Amerika Serikat yang pertama kali mempelajari 3.595 pasien dari 38 negara dengan Covid-19 kritis. Artinya, individu tersebut cukup sakit untuk dirawat di unit perawatan intensif.