REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merkurius adalah planet yang masuk bagian dalam tata surya. Planet ini hanya membutuhkan 88 hari bumi untuk menyelesaikan dan mengorbit mengelilingi matahari pada jarak rata-rata sekitar 58 juta kilometer.
Pada jarak sedekat ini, berdiri di permukaan planet, matahari akan tampak tiga kali lebih besar dari bumi. Dibandingkan dengan intensitas radiasi yang mencapai bumi, tujuh kali jumlah sinar matahari yang menyinari sisi siang Merkurius. Sinar matahari membakar permukaannya hingga mencapai suhu 430 derajat Celsius.
Semua radiasi matahari yang meledakkan planet ini juga memberinya ekor spektakuler seperti komet yang membentang jutaan kilometer. Setelah matahari terbenam, panas dengan cepat hilang.
Dilansir dari Science Alert, Kamis (26/8), Merkurius tidak memiliki atmosfer untuk dibicarakan, hanya kabut tipis yang disebut eksosfer yang terdiri dari oksigen, natrium, hidrogen, helium dan kalium yang tersapu oleh serangan meteorit sesekali dan angin matahari. Tanpa selimut gas penyekat untuk menahan kehangatan, suhu bisa turun hingga minus 180 derajat Celsius.
Di kedalaman bayangan kawah-kawah tertentu menuju kutub, suhu yang sangat beku itu bertahan sepanjang tahun, menyediakan tempat berlindung bagi bercak-bercak es. Ironisnya, radiasi matahari intens itu sendiri yang menghasilkan setidaknya sebagian dari es, atau setidaknya airnya karena proton pada angin matahari bertabrakan dengan oksida dalam mineral permukaan untuk menghasilkan molekul H2O.